Satgas Antimafia Bola Bentukan Erick Thohir Dinilai Wujudkan Sepak Bola Bersih

Satgas ini diperlukan untuk membentuk sepakbola Indonesia yang profesional.

Republika/ N Dessy Suciati Saput
Ketum PSSI Erick Thohir.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir secara resmi menunjuk Maruarar Sirait sebagai ketua Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola.

Baca Juga


Merespon hal tersebut, pengamat politik yang juga penggemar sepak bola nasional M Qodari mendukung penuh terbentuknya Satgas Anti-Mafia Bola sebagai upaya mewujudkan keinginan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam melakukan percepatan pemberantasan praktik mafia sepak bola di Tanah Air.

"Satgas ini diperlukan untuk membuat sepak bola Indonesia menjadi profesional agar pertandingan dan hasil-hasil pertandingan betul-betul murni hasil dari adu skill dari pemain sepak bola," ujar Qodari kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).

"Dengan cara seperti ini, kita akan menghasilkan tim sepak bola, kompetisi sepak bola dan pemain-pemain nasional yang bukan kaleng-kaleng karena menang atau kalahnya betul-betul karena skill yang bagus bukan karena pengaturan skor atau karena mafia judi," katanya.

Qodari menyebut, keputusan Erick Thohir menunjuk Maruarar Sirait sebagai ketua Satgas Anti-Mafia Bola sudah tepat, hal itu didasari oleh tiga alasan.

Pertama, Qodari menilai sosok Maruarar Sirait merupakan tokoh yang sudah berpengalaman dalam dunia sepak bola, terutama kiprahnya yang sukses menyelenggarakan Piala Presiden dimana Maruarar bertindak ketua Steering Committee (SC)-nya selama selama empat kali, yakni 2015, 2017, 2018, dan 2019.

“Penunjukan Maruar sudah sangat tepat karena satu sudah berpengalaman sebagai penyelenggara Piala Presiden dengan standar penyelenggaraan yang bagus dengan acara yang lancar, rating TV yang tinggi,” ujarnya.

Qodari melanjutkan, pelaksanaan Piala Presiden saat itu juga telah melibatkan auditor internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) dalam pengelolaan keuangan demi mendorong sepak bola yang bersih dan transparan. 

“Kemudian ada audit independen melibatkan lembaga ternama Auditor Internasional Price Waterhouse Coopers, apa yang dilaksanakan itu bisa menjadi benchmark untuk pelaksanaan kegiatan liga ke depan,” katanya.

“Jadi, liga ke depan akan kayaknya juga akan di audit oleh secara keuangan oleh lembaga finansial ternama,” ujarnya.

Alasan kedua, kata Qodari, Maruarar mendapat dukungan dan memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga memiliki kekuatan yang besar untuk melawan mafia bola.

“Maruarar Sirait juga dekat dengan presiden, jadi dia punya wibawa yang besar untuk berhadapan dengan para pemain-pemain, para pihak-pihak yang katakanlah berkuasa yang selama ini terlibat dalam urusan mafia bola,” katanya.

Ketiga, Qodari melanjutkan, Maruarar memiliki integritas dan keberanian dalam membongkar kasus-kasus besar. Hal itu tecermin dari kiprahnya saat menjadi anggota DPR RI sebagai Inisiator Hak Angket Skandal Bank Century. Sehingga hal itu diyakini mampu mendobrak dan mengurai benang kusut masalah persepak bolaan nasional.

“Jadi, dia (Maruarar) orang yang berani berhadapan dengan pro kontra dan masalah-masalah sepak bola di Indonesia yang sudah sedemikian kompleks. Jadi, sikapnya ini adalah pilihan yang tepat,” ujarnya.

Diketahui Satgas Antimafia Sepakbola, beranggotakan mantan Ketua Steering Committee Piala Presiden 2015-2019, Maruarar Sirait, jurnalis Najwa Shihab, mantan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Ardan Adiperdana, dan koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler