Rasulullah Contoh Guru Terbaik
Contoh Guru Terbaik bagi umat islam
Salah satu faktor penting bagi keberhasilan Rasulullah menjadi seorang Pendidik adalah karena beliau menjadikan diri sebagai teladan yang diikuti oleh umatnya. Pada diri Rasulullah tercermin semua ajaran Al Quran dalam bentuk yang nyata. Semua yang beliau lakukan adalah pengamalan dari perintah Allah. Hal ini menjadi rujukan dan diikuti oleh para sahabat untuk mengamalkan ajaran Islam.
Sistem pendidikan masa Rasulullah tidak mengenal gelar atau ijazah, para siswa dan sahabat beliau juga tidak diwisuda atau diberikan pengakuan khusus. Nilai tertinggi dari para siswa menggunakan standar ketakwaan. Ukuran ketakwaan ini terletak pada akhlak dan amalan shaleh yang dilakukan oleh masing-masing sahabat. Sejauh mana pengamalan dari ilmu yang diperoleh untuk mendekatkan diri kepada Allah itulah ukuran dari pendidikan terbaik dari Rasulullah.
Suatu hari Rasulullah keluar dari biliknya menuju masjid. Didalam masjid itu beliau mendapati dua kelompok orang. Kelompok pertama adalah golongan orang yang sedang membaca Al Quran, dan bermunajat kepada Allah, sedangkan kelompok kedua adalah sekumpulan orang yang sedang mempelajari ilmu pengetahuan. Beliau berujar “Keduanya berada dalam kebaikan, kelompok yang membaca Al Quran dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan mengabulkan doa mereka, begitupun sebaliknya Allah tidak akan mengabulkan doa mereka jika Allah tidak berkenan menerimanya. Adapun kelompok yang sedang sibuk belajar mengajar itu, ketahuilah sesungguhnya aku diutus sebagai seorang guru, kemudian Rasulullah bergabung ikut bersama mereka.
Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai seorang guru sekaligus pendidik, beliau membimbing bangsa Arab yang awalnya memiliki sifat kasar dan karakter pemarah hingga akhirnya tunduk pada Rasulullah. Sejarah mencatat bahwa nabi Muhammad menjadi guru yang serba bisa. Sejarah manusia sebelum dan setelah masa kenabian memberikan bukti paling nyata tentang hal ini. Tokoh pendidikan yang ada pada masa Rasulullah menjadi alumni yang pernah belajar kepada Rasulullah. Lahirnya para sahabat, tabiin yang cerdas, pandai dan bijaksana adalah hasil dari pendidikan Rasulullah.
Perbandingkan kondisi mereka sebelum dan setelah kehadiran beliau, para sahabat adalah saksi sekaligus bukti hidup tentang bagaimana Rasulullah menjadi pemimpin, guru sekaligus pendidik terbaik bagi mereka. Semangat Rasulullah untuk menghapuskan kebodohan dan menjadikan umatnya bisa memiliki ilmu pengetahuan menjadikan beliau sosok yang luar biasa. Dalam relatif yang tidak lama dari tangannya muncul para sahabat hebat yang terpelajar. Dengan metode pengajaran yang diterapkannya beliau berikan pencerahan jaman menjadi terang benderang.
Dikisahkan dari ‘Alqamah bi Sa’d bin Abdurrahman bin Abza, dia menerima hadits dari ayahnya, bersumber kakeknya Abdurrahman bi Abza ra sebagai berikut : Suatu hari Rasulullah SAW berkhutbah, setelah memanjatkan pujian kepada Allah, Rasul menyinggung perihal sebagian golongan umat Islam dan memuji mereka. Lalu Nabi bersabda “Sungguh mengherankan, suatu kaum enggan memberi pemahaman agama kepada orang lain, tidak mengajari mereka dan tidak berusaha mencerdaskan mereka, tidak menganjurkan mereka berbuat baik dan tidak mencegah orang lain berbuat mungkar. Demi Allah, suatu kaum hendaknya mengajari kaum yang lain, memberi mereka pemahaman, mencerdaskan mereka, menganjurkan mereka berbuat baik, dan mencegah mereka berbuat mungkar. Begitupun suatu kaum hendaknya belajar dari kaum lainnya berusaha mencari pemahaman dan meminta nasihat kepada mereka. Sebab, jika suatu kaum enggan melakukan anjuran-anjuran itu maka sama halnya mereka mengharapkan aku menyegerakan hukuman bagi mereka didunia.
Kemudian Rasulullah turun dari mimbar dan masuk kedalam rumah beliau. Para hadirin yang hadir saling bertanya. “menurutmu siapa golongan yang disinggung Rasulullah dalam khutbahnya tadi” sebagian menjawab, “menurut kami golongan yang dimaksud Rasulullah adalah kelompok Asy’ariyin. Mereka adalah penduduk peraian dan lembah yang berperangai kasar”.
Obrolan itu akhirnya sampai juga ketelinga golongan Asy’arin, yang kemudian mereka mendatangi Rasulullah. Mereka bertanya “Ya Rasulullah, mengapa Engkau memuji suatu kaum sementara kami Engkau sebut sebagai kaum yang tidak baik? Apa salah kami?” Rasulullah menjawab “Sungguh, hendaknya suatu kaum (yang memiliki pengetahuan) bersedia memberikan pemahaman kepada tetangganya, mencerdaskan mereka, menganjurkan berbuat baik, dan mencegah berbuat mungkar. Dan hendaklah suatu kaum (yang tidak memiliki pengetahuan) bersedia belajar kepada tetangganya, mendengarkan nasehat dan mencari pemahaman dari mereka. Jika itu tidak dilakukan maka sama halnya mereka mengharapkanku menyegerakan hukuman bagi mereka.
Mereka kembali bertanya “Wahai Rasulullah, apakah kami harus berusaha mencerdaskan orang lain?” Rasulullah mengulangi ucapannya tadi mereka pun mengulangi pertanyaan yang sama, dan Rasul tetap pada jawabannya.
Kemudian mereka mengatakan “Berilah kami waktu setahun (untuk melaksanakannya)”. Rasulullah on memberi waktu setahun agar mereka memberi pemahaman kepada tetangganya, mengajari dan mencerdaskan mereka. Maka selanjutnya Rasulullah membacakan ayat berikut ini :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (٧٨) كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٧٩)
“Orang-orang kafir dari bani Israil telah mendapatkan laknat (dari Allah) melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling melarang tindakan yang mungkar yang biasa mereka perbuat. Sungguh amat buruk apa yang selalu mereka perbuat itu” (Qs. Almaidah 78-79)
Melalui hadits diatas Rasulullah sebenarnya ingin memberikan penekanan betapa besar hak tetangga atas tetangga lain yang padai dan berilmu. Karena dengan adanya ukhuwah Islamiyah dalam bertangga ini maka perlu kiranya umatnya ditekankan untuk bisa saling berbagi ilmu dan mencerdaskan satu sama lainnya.
Rasulullah Muhammad SAW, sebagai teladan terbaik dan adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah dapat dikatakan sebagai anugerah luar biasa. Pola pendidikan Islam di periode Rasulullah SAW. Di kota Makah dan Madinah adalah sejarah yang perlu kita ungkapkan kembali, sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi menyukseskan pelaksanaan proses pendidikan Islam.