Mengapa Sulit Menahan Diri untuk tidak Menggaruk Kulit yang Gatal?
Rasa gatal di kulit cara tubuh memberi tahu ada sesuatu yang sedang tidak sehat.
REPUBLIKA.CO.ID, Entah itu karena gigitan serangga, terpapar bahan kimia, alergi, atau sekadar benjolan misterius, rasa gatal kerap membuat seseorang merasa sulit menahan diri untuk tidak menggaruknya. Sesaat, itu terasa memuaskan, tetapi rasanya malah ingin terus menggaruk.
Profesor dermatologi Brian S Kim menjelaskan bahwa rasa gatal itu seperti semacam barometer. Pakar dari Mount Sinai, New York, Amerika Serikat, itu menyampaikan bahwa rasa gatal di kulit merupakan cara tubuh memberi tahu ada sesuatu yang sedang tidak sehat.
Dikutip dari laman Slate, Ahad (24/9/2023), Kim mengatakan bahwa sering kali rasa gatal merupakan gejala umum. Mayoritas rasa gatal akut disebabkan oleh bahan kimia yang disebut histamin, yang merupakan bagian penting dari respons imun tubuh.
Untuk mengatasinya, bisa mengonsumsi obat yang mengandung antihistamin. Ada juga krim topikal yang bisa dioleskan pada tempat yang gatal. Kortikosteroid tanpa resep terkadang dapat membantu, begitu pula kalamin, hidrokortison, krim dengan mentol, lidah buaya, dan sarna (pramoxine).
Terlepas dari pilihan ini, banyak orang mencoba meringankan rasa gatal dengan menggaruknya. Namun, pada akhirnya malah membuat kulit terasa semakin gatal. Menurut Kim, siklus gatal-garuk kemungkinan besar merupakan refleks evolusi yang dikembangkan manusia untuk mengusir zat asing yang tak diinginkan di tubuh. "Sedikit garukan itu baik dan menyehatkan, tapi akan menjadi masalah jika garukan menjadi lebih ekstrem," ungkap Kim.
Direktur Miami Itch Center, Gil Yosipovitch, menyampaikan menggaruk kulit saat gatal memang langsung membuat lega. Akan tetapi, jika terus-menerus, itu bisa semakin merusak kulit dan mengaktifkan serabut saraf sehingga menyebabkan siklus gatal-garuk
Hal itu memperkuat sensasi yang ada. Semakin kulit terasa gatal, semakin sering seseorang menggaruknya. Hal ini sebagian disebabkan oleh adanya hubungan erat antara gatal dan rasa sakit. Sedikit rasa sakit dapat menghambat sensasi gatal, sehingga menghasilkan umpan balik. Pada dasarnya itulah yang dimaksud dengan menggaruk, untuk menimbulkan sedikit sensasi rasa sakit pada kulit.
Penyebab lain mungkin ada hubungannya dengan serotonin. Sebuah studi pada 2014 oleh peneliti di Universitas Washington menunjukkan bahwa neurotransmitter berperan dalam siklus tersebut. Saat otak merasakan sakit, otak berkata, 'Hei, ini tidak baik'. Akibatnya, dilepaskan serotonin sebagai cara untuk menghambat rasa sakit.
Setelah itu, seseorang akan merasa sedikit lebih baik dalam waktu singkat. Neurotransmitter juga akan mengaktifkan neuron gatal di tempat yang gatal sehingga membuat rasa gatal semakin parah. Sinyal rasa gatal juga sampai ke tingkat yang lebih tinggi: otak. "Menggaruk mengaktifkan sistem penghargaan di otak. Semakin banyak Anda menggaruk, semakin Anda merasakan kenikmatan," kata Yosipovitch.