Ketika Anies-Imin Duduk Harmonis dengan HRS

Sekjen Nasdem sebut Anies-Muhaimin menghadiri pernikahan putri HRS.

Dok Republika
Bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar bertemu dengan mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS). Mereka bertemu dalam acara pernikahan putri dari Rizieq pada Rabu (27/9/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rekaman video bakal calon presiden Anies Baswedan dan  Muhaiman Iskandar mengapit Habib Rizieq Shihab (HRS) ramai di media sosial.  Anies dan Muhaimin Iskandar mengenakan peci hitam sementara HRS berserban putih. Semua terlihat harmonis duduk bersila dan bershalawat bersama. 

Baca Juga


Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim mengonfirmasi pertemuan itu. Kehadiran Anies dan Cak Imin untuk menghadiri pernikahan putri HRS. 

"Menghadiri pernikahan putri HRS, bukan membuat pertemuan dengan HRS," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim lewat pesan singkat kepada wartawan, Rabu (27/9/2023) malam.

"Menghadiri undangan adalah bagian dari silahturahmi yang baik buat sesama anak bangsa," katanya melanjutkan.

Kendati hanya menghadiri pernikahan, tetap saja pertemuan itu memicu spekulasi, apakah ini merupakan sinyal dukungan HRS pada pasangan tersebut. 

Jika benar demikian, maka hal ini terbilang menarik karena selama ini basis massa PKB memiliki perbedaan pandangan dengan kubu HRS. 

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding menilai, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab saat ini adalah seorang politisi. Bukan lagi sepenuhnya ulama.

“Saya melihat HRS ini adalah politisi, jadi kacamata saya tidak sepenuhnya beliau sebagai ulama, tetapi sebagai politisi yang bisa bergerak dengan isu apa saja,” ujar Karding dalam sebuah diskusi daring, Ahad (15/11/2021).

HRS dinilai sebagai sosok yang dapat menjahit sejumlah realitas yang tengah terjadi di Indonesia. Bahkan mampu merangkul banyak pihak dan kelompok yang sedang ‘terpinggirkan’. “Itu kelebihan dan mampu dikelola sedemikian rupa lewat media sosial, sehingga menjadi kekuatan yang layak diperhitungkan,” ujar Karding.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler