Uni Eropa Didesak Batasi Ekspor Logam Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik
Pembatasan ekspor dinilai penting untuk amankan pasokan bahan baku.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri daur ulang Eropa yang didukung oleh kelompok pegiat lingkungan, telah mendesak otoritas Uni Eropa untuk membatasi ekspor logam yang didaur ulang dari baterai kendaraan listrik (EV). Pembatasan ekspor dinilai penting guna mengamankan pasokan bahan baku.
Awal bulan ini, parlemen Eropa melakukan voting untuk meningkatkan daur ulang bahan baku strategis dalam limbah blok untuk mengurangi ketergantungan pada impor dari negara-negara seperti China. Parlemen juga mengamatkan Komisi Eropa untuk mengembangkan kode limbah khusus untuk baterai litium-ion dan intermediate waste streams (black mass).
Hal ini akan memungkinkan Uni Eropa untuk mengklasifikasikan black mass sebagai limbah berbahaya, membatasi ekspornya ke luar Eropa dan pada akhirnya menjaga bahan-bahan baku tetap berada di dalam perbatasan Uni Eropa.
"Ketika sebuah baterai dicacah dan diubah menjadi black mass, sering kali baterai tersebut dengan cepat dibeli oleh Korea atau Cina karena proses di sana sudah matang dan biaya energinya lebih rendah," kata Julia Poliscanova, direktur untuk kendaraan listrik dan mobilitas elektronik di Transport & Environment (T&E).
“Ini berarti akses ke bahan baku dapat menjadi masalah bagi pendaur ulang Eropa. Untuk mengatasi hal ini, Eropa perlu membatasi ekspor 'black mass' di luar Uni Eropa," tambah dia seperti dilansir Euractiv, Kamis (28/9/2023).
Sayangnya, menetapkan kode limbah untuk black mass tampaknya tidak bisa instan. Kode limbah Uni Eropa terakhir kali diperbarui hampir satu dekade yang lalu, dan Komisi Eropa sedang berupaya untuk melakukan pembaruan, tetapi belum ada kemajuan yang dicapai.
"Dengan adanya pemilu yang akan datang, kecil kemungkinan mereka akan melakukan sesuatu tahun depan. Tidak ada alasan mengapa mereka tidak dapat mengubah kode limbah tersebut pada tahun 2023 dalam beberapa bulan mendatang,” kata Poliscanova.
Langkah untuk membatasi ekspor black mass juga didukung oleh Konfederasi Industri Daur Ulang Eropa (EuRIC). Menurut mereka, jika diekspor ke luar Eropa, black mass setidaknya harus diperlakukan dalam kondisi yang setara dengan ketetapan Uni Eropa.
"Black mass harus diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya untuk memastikan perlakuan yang tepat di dalam Uni Eropa dan di luarnya," kata sekretaris jenderal EuRIC, Emmanuel Katrakis.
Menjaga pasokan black mass di Eropa juga masuk akal bagi Eurobat, asosiasi industri baterai Eropa. Asosiasi ini mengatakan bahwa pembatasan ekspor akan membantu mencapai tujuan daur ulang Uni Eropa dan memajukan otonomi strategis blok tersebut. Namun, Eurobat memperingatkan bahwa upaya tersebut akan sia-sia jika Uni Eropa tidak secara bersamaan meningkatkan kapasitas daur ulang domestiknya.
"Oleh karena itu, Eurobat menyerukan agar investasi juga disalurkan ke segmen-segmen penting dalam rantai nilai baterai, termasuk pemrosesan dan daur ulang bahan baterai," kata Pau Sanchis, manajer kebijakan senior di Eurobat.