Militer Cina Rilis FIlm Animasi Pendek tentang Reunifikasi Taiwan

Film pendek ini menunjukkan tekad Cina untuk menyatukan Taiwan ke dalam kedaulatannya

EPA/IGOR KOVALENKO
Militer Cina (ilustrasi) Militer Cina merilis sebuah film pendek animasi pada Hari Nasional yang memperlihatkan potongan-potongan lukisan yang robek lebih dari 300 tahun lalu dan disatukan kembali.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer Cina merilis sebuah film pendek animasi pada Hari Nasional yang memperlihatkan potongan-potongan lukisan yang robek lebih dari 300 tahun lalu dan disatukan kembali. Film pendek ini menunjukkan tekad Cina daratan untuk menyatukan Taiwan ke dalam kedaulatannya.

Potongan-potongan lukisan itu bertajuk "Tempat Tinggal di Pegunungan Fuchun". Ini adalah salah satu lukisan kuno paling terkenal di Cina. Lukisan ini disimpan secara terpisah di museum-museum di Cina dan Taiwan.

Dalam peringatan Hari Nasional pada Ahad (1/10/2024) Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat merilis film pendek animasi berjudul "Mimpi Menjadi Kenyataan di Sungai Fuchun", yang menarik akar budaya bersama dari Cina dan Taiwan. Film ini menampilkan dua elf, mewakili dua lukisan karya master Dinasti Yuan Huang Gongwang, yang dirobek pada abad ke-17 oleh salah satu pemiliknya. Di akhir film, kedua karakter tersebut bersatu dan secara ajaib membuat lukisan itu utuh kembali.

Selama perjalanan kedua elf dalam film tersebut, Komando Teater Timur menyisipkan cuplikan formasi kapal induk dan jet tempur J-20. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan penonton tentang kemampuan Komando Teater Timur di medan perang.

Potongan gulungan lukisan yang lebih pendek, yang dikenal sebagai "Gunung yang Tersisa", dengan panjang sekitar 51 centimeter, disimpan di Museum Provinsi Zhejiang di Kota Hangzhou. Museum Istana Nasional Taiwan telah menyimpan "Master Wuyong Scroll" sepanjang 640 centimeter sejak 1950-an.

Kedua karya tersebut dipertemukan kembali pada 2011 ketika Cina meminjamkan potongan lukisan itu ke museum Taiwan selama dua bulan, selama periode hubungan yang lebih hangat. Ketika itu Taiwan menerapkan kebijakan pemulihan hubungan ekonomi dengan Cina.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketika hubungan semakin mendingin, Cina telah meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan. Termasuk latihan selama sebulan terakhir yang menurut Beijing ditujukan untuk memerangi kekuatan separatis.

Pada saat yang sama, Cina sedang menyusun rencana ambisius untuk mengintegrasikan perekonomian Provinsi Fujian dan Taiwan, di kedua sisi Selat Taiwan. Cina menawarkan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Taiwan untuk mengambil bagian dalam rencana pembangunan bersama. Namun, rencana itu telah ditolak oleh Pemerintah Taiwan. 

Cina ingin merayu Taiwan dengan janji-janji keuntungan ekonomi. Tapi, di sisi lain, ancaman Cina untuk mengambil alih Taiwan dengan kekerasan terus berlangsung secara intensif. 

Baca Juga


 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler