Panglima Angkatan Laut Ottoman yang Ditakuti Eropa Selama Belasan Tahun
Ottoman pernah mempunyai armada laut yang luar biasa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika penaklukan Konstantinopel pada 1453 M, Kesultanan Utsmani atau Ottoman belum memiliki kekuatan angkatan laut yang mampu mengusir penjajah Eropa.
Para pemimpin Ottoman pun terus mencari cara membentuk kekuatan angkatan laut untuk menghalangi ambisi kekuatan Tentara Salib Eropa. Bertahun-tahun setelah itu, mencuatlah nama Kemal Reis, yang seolah menjelma sebagai tokoh kunci kekuatan Angkatan Laut Ottoman.
Kemal Reis lahir hanya dua tahun sebelum penaklukan Konstantinopel. Kemal Reis lahir di Semenanjung Gallipoli di pantai Aegea sekitar 1451. Nama lengkapnya adalah Ahmed Kamal al-Din, dan ayahnya berasal dari Ottoman, bernama Ali, dari kota Kerman di Anatolia tengah.
Kemal Reis mulai mengarungi lautan dengan menyelamatkan umat Islam Andalusia dan melindungi karavan peziarah. Sejak kecil, Kemal Reis menyukai laut, sehingga dia mulai belajar navigasi sejak muda hingga menjadi komandan armada angkatan laut swasta di pulau Agrippoz, Yunani, yang berada di bawah kendali Ottoman.
Selama periode itu, Kemal Reis berpartisipasi dalam operasi bantuan bagi para imigran Andalusia dan menyelamatkan mereka dari kejaran kapal-kapal Spanyol di Mediterania barat, yang membuat reputasinya tersiar di kalangan pelaut Andalusia dan Utsmaniyah hingga sampai ke telinga Sultan Utsmaniyah Bayezid II. Mulai dari situlah pengabdian dan kepemimpinannya di Angkatan Laut Ottoman dimulai.
Pada 1487, Sultan Bayezid II menugaskan Kemal Reis untuk mempertahankan benteng terakhir umat Islam di Andalusia, sebuah pulau milik Pangeran Abu Abdullah Muhammad.
Tanpa ragu, Kemal Reis berlayar ke Andalusia, mendaratkan pasukan ekspedisi pasukan Ottoman di Malaga, merebut kota dan desa-desa sekitarnya serta menawan banyak tawanan.
Baca juga: Keajaiban Angka 19 yang Disebutkan dalam Alquran dan Pengakuan Sarjana Barat
Dari sana, dia berlayar ke Kepulauan Balearic dan Korsika. Di sana dia menyerbu pemukiman pesisir, kemudian mendaratkan pasukannya di dekat Pisa di Italia.
Tempat mendarat tersebut lantas dia ubah menjadi basis untuk menyerang kota-kota Spanyol dan menyelamatkan umat Islam dari neraka kerajaan Kristen Spanyol.
Dalam beberapa kesempatan antara 1490 dan 1492, Kemal Reis berhasil mengangkut umat Islam dan Yahudi yang ingin melarikan diri dari Spanyol ke provinsi Ottoman.
Benteng terakhir di Andalusia, Emirat Granada, memang telah jatuh pada 1492. Namun upaya Kemal Reis tidak berhenti dalam menyelamatkan umat Islam Andalusia.
Dia terus mengorganisir serangan angkatan laut di pantai dan pelabuhan Spanyol hingga tahun 1494. Sejalan dengan itu, Kemal Reis mempunyai misi lain yang tidak kalah pentingnya dengan misi sebelumnya yaitu menyelamatkan umat Islam Andalusia.
Sultan Bayezid telah memberikan kepercayaan kepada Kemal Reis untuk melindungi konvoi jamaah haji selama memimpin Angkatan Laut Ottoman, sehingga beberapa kampanye untuk tujuan tersebut pun dilancarkan.
Berperan mendirikan Angkatan Laut Ottoman, karir militer Kemal Reis sebagai komandan angkatan laut mencapai puncaknya. Ia mulai dikenal di Eropa, khususnya di Italia dan Spanyol, dengan nama-nama seperti Camali dan Camalicchio.
Dia mempunyai peran penting dalam pembentukan armada angkatan laut Ottoman. Juga berhasil mendirikan pangkalan militer baru di Mediterania, dan memperluas kendali Kesultanan Utsmani di jalur air yang memisahkan benua-benua dunia kuno selama lebih dari dua ratus tahun.
Angkatan laut Ottoman di bawah Kemal Reis berhasil merebut kemenangan di sebagian besar pertempuran laut, khususnya melawan armada Bizantium dan Venesia, kemenangan yang mengubah peta kekuatan angkatan laut di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada 1495, Bayezid II mengangkat Kemal Reis sebagai Panglima Angkatan Laut Ottoman dengan pangkat laksamana. Setelah itu Kemal Reis mulai menerapkan strateginya untuk mengembangkan armada Ottoman dan menjadikannya yang terkuat di wilayah tersebut.
Kemal Reis mulai membangun kapal-kapal “cadiz” raksasa. Dalam waktu kurang dari setahun, armada angkatan laut Utsmani memiliki dua kapal besar, yang masing-masing dapat mengangkut 700 tentara bersenjata lengkap. Hanya dalam waktu dua tahun, lima kapal raksasa diluncurkan, beserta puluhan kapal kecil.
Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad
Namun tidak hanya itu, Kemal Reis juga menemukan senjata terkuat dalam bertempur di Mediterania. Senjata inilah yang membuat Angkatan Laut Ottoman mendominasi Mediterania selama lebih dari 200 tahun, dan juga menjadikan armada angkatan laut Ottoman terkuat di dunia.
Senjata yang dimaksud adalah artileri angkatan laut yang ditemukan oleh Kemal Reis. Senjata baru Kemal Reis itu menentukan pertempuran laut Zonqiu melawan armada Venesia.
Ini merupakan pertempuran yang mencatatkan penggunaan artileri angkatan laut untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pertempuran itu melukai harga diri Eropa dan Venesia yang bertekad membalas dendam kepada Kamal Reis dan armadanya.
Eropa menyusun barisan dan menyerang Kesultanan Utsmaniyah di Lepanto, pada bulan Mei 1500 M, kemudian Pertempuran Corfu pada bulan Agustus tahun yang sama. Kemudian Pertempuran Lepanto Kedua terjadi pada bulan Agustus 1500 M.
Armada Kemal Reis dan artileri pembakar mereka menjadi penentu pertempuran. Hingga akhirnya, Venesia serta sekutunya menderita kerugian besar dalam apa yang dikenal sebagai Perang Utsmaniyah-Venesia.
Kemal Reis bukan hanya seorang komandan angkatan laut, melainkan juga ahli dalam geografi dan peta kelautan. Hal ini berkat keponakannya, Laksamana Piri Reis yang terkenal, kartografer kelas dunia yang mendampingi Kemal Reis dalam penaklukan angkatan lautnya.
Selama 9 tahun yang dia habiskan sebagai kepala Angkatan Laut Ottoman, Kemal Reis menguasai seluruh wilayah Mediterania. Kemal Reis bertempur dalam lusinan pertempuran di perairan Mediterania.
Baca juga: 8 Fakta tentang Istana Supermegah Firaun yang Diabadikan Alquran
Di Barat, dia berhasil mencapai banyak penaklukan dengan mengorbankan armada Spanyol, dan mampu menangkap puluhan kapal dan galai raksasa Spanyol.
Adapun Mediterania Timur, ditaklukkan melalui lebih dari satu pertempuran dengan armada Tentara Salib. Angkatan Laut Ottoman di bawah Kemal Reis juga mampu mengalahkan pasukan Prancis dalam Pertempuran Lesbos pada 1502.
Namun dalam salah satu perjalanan lautnya ke Mesir pada awal 1511, terjadi badai hebat di laut, yang mengakibatkan hancurnya 17 kapal armada pelayaran Utsmani, termasuk kapal Kemal Reis.
Dia ikut gugur bersama tentaranya di laut. Ini mengakhiri kisah salah satu pelaut Ottoman paling terkenal dalam sejarah, yang membuat takut Eropa selama lebih dari 15 tahun.
Sumber: arabicpost