Menlu Slovakia: Ukraina Harus Menang Perang Sebelum Gabung Uni Eropa dan NATO
Menang perang jadi prasyarat agar Ukraina bisa bergabung Uni Eropa dan NATO
REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Slovakia Miroslaw Wachowski mengatakan, Ukraina harus memenangkan perang melawan Rusia terlebih dulu sebelum bergabung dengan Uni Eropa dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Setelah perang dengan Rusia pecah pada Februari 2022, Kiev telah mengajukan permohonan keanggotaan ke kedua perhimpunan tersebut.
“Ukraina harus memenangkan perang terlebih dahulu. Ini adalah prasyarat yang diperlukan (sebelum bergabung dengan NATO dan Uni Eropa),” kata Wachowski saat berbicara di Warsaw Security Forum, Selasa (3/10/2023), dikutip laman Anadolu Agency.
Wachowski bersama para menlu negara anggota Uni Eropa lainnya baru saja berkumpul di Kiev untuk menunjukkan solidaritas kepada Ukraina. Menurut Wachowski, warga Ukraina melakukan upaya terbaiknya untuk menghadapi Rusia. “Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk membantu Ukraina memenangkan perang ini dan mendapatkan kembali kedaulatan serta integritas wilayahnya,” ucapnya.
Ukraina secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan ke Uni Eropa pada 28 Februari 2022 lalu atau empat hari setelah dimulainya perang dengan Rusia. Pada April 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerahkan kuesioner lengkap tentang keanggotaan di Uni Eropa kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas.
Kala itu Zelensky menyampaikan dia yakin Ukraina bisa memperoleh status kandidat hanya dalam beberapa pekan mendatang. Namun proses Kiev untuk menjadi anggota perhimpunan Benua Biru diperkirakan dapat memakan waktu lama, bahkan bisa mencapai antara 15 hingga 20 tahun.
Pada 30 September 2022, Zelensky secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan Ukraina kepada NATO. Langkah itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Zelensky mendesak NATO memberikan keanggotaan “jalur cepat” kepada negaranya.
Karena masih dalam keadaan berperang, NATO tidak mungkin menerima masuknya Ukraina. Terdapat Pasal 5 NATO yang mengatur bahwa jika salah satu anggotanya diserang, maka serangan tersebut harus dipandang sebagai agresi ke semua anggota.