Mengenal Apa Itu BPA dan Langkah Kurangi Paparannya

Produsen semakin banyak menciptakan produk bebas BPA.

123rf.com
BPA Free
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menyatakan bahwa dunia semakin memperketat regulasi dan penggunaan senyawa berbahaya Bisfenol A (BPA). Karena itu, pemerintah RI berencana melakukan hal yang sama di Indonesia. 

Baca Juga


Isu BPA disebut bukan lagi isu nasional, tapi sudah merupakan isu global. 

Apa itu BPA?

Profesor kedokteran dari Mayo Clinic, Brent A Bauer, MD mengatakan, BPA adalah singkatan dari bisphenol A, bahan kimia industri yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak 1950-an.

BPA ditemukan dalam plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat sering digunakan dalam wadah penyimpanan makanan dan minuman, seperti botol air. Itu juga dapat digunakan pada barang konsumsi lainnya.

Resin epoksi digunakan untuk melapisi bagian dalam produk logam, seperti kaleng makanan, tutup botol, dan saluran pasokan air. Beberapa tambalan gigi dan komposit juga mungkin mengandung BPA.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang berbahan BPA. Paparan BPA menjadi perhatian karena kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan otak dan kelenjar prostat janin, bayi, serta anak-anak. 

Hal ini juga dapat memengaruhi perilaku anak. Penelitian tambahan menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara BPA dan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pernah mengatakan bahwa BPA aman pada tingkat yang sangat rendah yang terdapat pada beberapa makanan. Penilaian ini didasarkan pada tinjauan terhadap ratusan penelitian. Meski demikian, FDA terus memantau penelitian tersebut.

Persfektif FDA

Sementra itu dikutip dari laman FDA, BPA merupakan komponen struktural dalam botol minuman polikarbonat. Ini juga merupakan komponen pelapis kaleng logam, yang melindungi makanan agar tidak bersentuhan langsung dengan permukaan logam. 

Seperti halnya ketika makanan bersentuhan langsung dengan bahan pengemas apa pun, bahan pengemas dalam jumlah kecil dan dapat diukur dapat berpindah ke dalam makanan dan dapat dikonsumsi bersamanya. Sebagai bagian dari tinjauan pra-pasar terhadap bahan kemasan makanan, peraturan kontak makanan FDA dan program pemberitahuan kontak makanan menilai kemungkinan migrasi dari bahan kemasan untuk memastikan bahwa setiap migrasi ke makanan terjadi pada tingkat yang aman.

Meningkatnya minat terhadap penggunaan BPA yang aman dalam kemasan makanan telah meningkatkan kesadaran masyarakat serta minat ilmiah. Hasilnya, banyak penelitian ilmiah yang bersifat eksplorasi muncul dalam literatur publik. Beberapa penelitian ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan mengonsumsi BPA tingkat rendah yang dapat berpindah ke makanan dari bahan yang bersentuhan dengan makanan. 

Baru-baru ini, FDA mengabulkan....

 

 

Baru-baru ini, FDA mengabulkan dua petisi yang meminta FDA mengubah peraturan bahan tambahan makanannya untuk tidak lagi mengatur penggunaan bahan tertentu berbasis BPA dalam botol bayi, gelas sippy, dan kemasan susu formula bayi karena penggunaan bahan-bahan tersebut telah ditinggalkan. Akibatnya, FDA mengubah peraturan bahan tambahan makanannya untuk tidak lagi mengatur penggunaan BPA.

Berdasarkan tinjauan keamanan FDA terhadap bukti ilmiah, informasi yang tersedia terus mendukung keamanan BPA untuk penggunaan yang saat ini disetujui dalam wadah dan kemasan makanan.

Bagi yang mengkhawatirkan BPA, dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan sebagai berikut, dilansir Rabu (4/10/223).

1. Gunakan produk bebas BPA (BPA free)

Produsen semakin banyak menciptakan produk bebas BPA. Carilah produk berlabel bebas BPA.

Jika suatu produk tidak diberi label, perlu diingat bahwa beberapa, namun tidak semua, plastik yang ditandai dengan kode daur ulang tiga atau tujuh mungkin mengandung BPA.

2. Hindari memanaskan wadah plastik

Jangan memasukkan wadah plastik ke dalam microwave atau mesin pencuci piring, karena panas dapat merusaknya seiring waktu dan memungkinkan BPA larut ke dalam makanan.

3. Fokus pada makanan segar utuh

Tentu pemilihan makanan menjadi hal penting. Jika bisa, pilihlah buah dan sayuran segar yang utuh.

4. Gunakan alternatif

Gunakan wadah kaca, porselen atau baja tahan karat untuk makanan dan cairan panas daripada wadah plastik

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler