Ini yang Dikatakan Jessica Wongso Ketika Tahu Kasusnya akan Difilmkan
Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso mengangkat kasus kopi sianida.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso telah tayang di Netflix sejak Kamis (28/9/2023). Film ini disutradarai oleh Rob Sixsmith dan diproduksi oleh Beach House Pictures.
Di bagian akhir film ini, terdengar suara percakapan dalam bahasa Inggris. Di layar tertulis bahwa itu adalah suara Jessica dan produser film tersebut.
Saat percakapan ini muncul, latar film berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. Jessica mengatakan, nyaris mustahil untuk bisa memfilmkan dirinya. Dia juga sangsi hal itu bisa terjadi.
“Nyaris mustahil untuk bisa memfilmkan aku. Kurasa itu takkan terjadi,” kata Jessica kepada produser.
Agak marah...lanjutkan membaca>>
Produser memberi tahu Jessica bahwa sebenarnya dia dan tim agak marah. Dari percakapannya dengan anak bungsu pasangan Imelda Wongso dan Winardi Wongso itu, sepertinya tim tidak diizinkan untuk mewawancarai Jessica.
“Jujur, kami agak marah. Sebab mereka mengizinkan orang untuk mewawancarai teroris, perampok bank, pembunuh,” ujar produser.
Setelahnya, Jessica menjawab ini sangat membingungkan untuk dirinya. Perempuan itu mengatakan dirinya bukan tokoh publik atau semacamnya.
“Ini sungguh membingungkan. Memang aku siapa? Aku bahkan bukan tokoh publik atau semacamnya,” kata Jessica.
Lalu produser berkata,”Ya, kami tentunya ingin terus berusaha mengoordinasikan ini.”
Seperti diberitakan sebelumnya, film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menjadi perbincangan di media sosial (medsos). Diproduksi bersama Beach House Pictures, salah satu rumah produksi independen terbesar di Asia, film ini menyoroti salah satu kasus hukum yang paling menarik perhatian di Indonesia yaitu pembunuhan Mirna Salihin oleh terdakwa Jessica Wongso yang kini masih menjalani hukuman penjara.
Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menghadirkan wawancara langsung dan eksklusif dengan Jessica serta beberapa narasumber lain yakni ayah dan saudara kembar Mirna, pengacara Jessica, dan jurnalis yang mendalami kasus tersebut. Rangkaian persidangan kasus yang berlangsung sejak Januari hingga Oktober 2016 ini diliput secara intens oleh media massa nasional dan internasional. Kasus ini juga menjadi yang pertama disiarkan secara langsung di berbagai stasiun televisi Indonesia.