Kader PSI Pernah Cela Partai Lain, Kaesang: Sudah Kami Disiplinkan
Menurut Kaesang, Pemilu 2024 harus dijalankan dengan gembira, santun, dan 'santuy'.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep mengatakan sudah mendisiplinkan kadernya yang pernah mencela, baik kader dari partai lain maupun parpol lain. Kaesang menegaskan ingin berpolitik yang sopan dan santun.
"Sudah kami disiplinkan, kita berpolitik yang sopan dan santun, agar tetap solid," kata Kaesang usai menemui Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Jumat (6/10/2023).
Kaesang menuturkan bahwa sudah ada beberapa kader yang didisiplinkan. Meski Kaesang yang baru bergabung dengan PSI sejak September 2023 lalu itu tidak menyebut siapa saja kader yang sudah didisiplinkan.
"Jangan sampai ada sanksi kedua, sudah ada beberapa kader ya yang didisiplinkan," ucap Kaesang.
Kaesang sebelumnya juga menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua DPP PDIP, Puan Maharani ihwal kelakuan kader PSI yang pernah mencela dan merendahkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Permohonan maaf dilontarkan ketika dua anak presiden itu bertemu di sebuah kedai kopi di Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023) kemarin.
"Saya juga tadi sempat meminta maaf untuk teman-teman PSI yang dulunya bisa dibilang mencela ataupun merendahkan PDIP. Saya dari PSI meminta maaf kepada Mba Puan secara langsung dan teman-teman PDIP yang lainnya," kata Kaesang saat menyampaikan keterangan pers bersama Puan, setelah pertemuan.
Putra Presiden Jokowi itu mengatakan bahwa dia menyampaikan permohonan maaf karena Pemilu 2024 harus dijalankan dengan gembira, santun, dan 'santuy'. "Ini kan pesta demokrasi," ujarnya.
Sementara itu, Puan mengaku berterima kasih atas permintaan maaf dari Kaesang itu. Putri dari mantan presiden Megawati itu mengatakan, PDIP dan PSI akan membangun Indonesia dengan politik yang beretika, santun, dan saling menghargai.
Menurut Puan, dalam politik boleh berbeda kepentingan dan kebijakan, tapi tetap harus saling menghargai satu sama lain. "Bukan bicara satu hal yang kemudian tidak menghargai dan menghormati," kata Puan.