Kemlu: 230 WNI Sedang Wisata Religi di Israel
230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) sedang menyiapkan rencana kontigensi untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah Palestina. Namun, tak hanya WNI di Palestina, Kemlu RI juga sedang melacak ratusan WNI yang sedang berada di Israel.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha mengungkapkan Kemlu terus berkoordinasi dengan tiga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang terdekat dari wilayah Palestina yakni KBRI Yordania, KBRI Mesir dan KBRI Lebanon untuk memonitor situasi di Palestina dan menyiapkan rencana kontingensi.
"Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut," kata Judha dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina dimana 13 WNI berada di Gaza, namun tiga diantaranya telah keluar wilayah Gaza ke Mesir dan Indonesia. Jadi saat ini terdapat 10 orang di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.
Selain 45 WNI tersebut, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Namun Judha memastikan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
Selanjutnya, Kemlu RI meminta para WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan Perwakilan RI.
Bagi pihak WNI dan keluarga atau relasi yang membutuhkan informasi lebih lanjut, KBRI Yordania telah menyiagakan Hotline dengan nomor +962 7 7915 0407.
Selain itu, bagi WNI yang berada di wilayah Mesir atau Lebanon yang berbatasan dengan Israel, dan memerlukan bantuan, dapat menghubungi Hotline KBRI Kairo pada nomor +201022229989 atau Hotline KBRI Libanon pada nomor +9613199493.
Dukungan untuk Palestina
Mantan wakil presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengaku salut dengan aksi yang dilakukan para pejuang Brigade al-Qasam dalam menunjukkan perlawanan atas penjajahan Zionis Israel.
"Itu (serangan) suatu tindakan yang luar biasa dilakukan untuk kebebasan, dan juga untuk kemerdekaan (rakyat Palestina)," kata Jusuf Kalla melalui siaran pers video yang diterima Republika di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Jusuf Kalla mengamati, serangan ke wilayah Zionis Israel yang terjadi pada akhir pekan lalu itu, menjadi aksi perlawanan bersenjata terbesar, dan tersukses yang dilakukan oleh para pejuang Palestina dari Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir.
Jusuf Kalla menilai, serangan tersebut pun berhasil menunjukkan kepada masyarakat dunia, bahwa para pejuang Hamas di Gaza masih memiliki taring tajam untuk membebaskan Palestina dari cengearaman penjajahan Zionis Israel.
"Luar biasa penyerangan itu sehingga tidak diketahui oleh Israel. Jarang terjadi seperti itu, dan sangat cermat, dan terencana sekali serangan itu," kata Jusuf Kalla.
Sementara itu, pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan atas eskalasi konflik antara Israel dan Palestina. Hal itu disampaikan menyusul pecahnya konfrontasi antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
“Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Palestina. Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Ahad (8/10/2023).
Kemlu RI mengingatkan bahwa akar konflik tersebut adalah didudukinya wilayah Palestina oleh Israel. Kemlu mengatakan, permasalahan tersebut harus diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.