Baru Listing, Saham Emiten Sawit Ini Dinilai Prospektif

Dana IPO yang berhasil dihimpun PTPS mencapai Rp 89,1 miliar.

Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Rep: Retno Wulandhari Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Pulau Subur Tbk (PTPS) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (9/10/2023). Saat initial public offering (IPO), PTPS mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) saham hingga 19,53 kali.


"Tingginya antusias masyarakat untuk memiliki saham PT Pulau Subur Tbk tidak terlepas dari kondisi fundamental perseroan yang positif di tengah tren peningkatan permintaan CPO, terlebih lagi valuasi PTSP terbilang sangat murah," kata Direktur Utama PTPS, Felix Safei.

Pada pelaksanaan IPO, emiten yang berada di bawah kendali konglomerasi Grup Sekawan ini menawarkan saham kepada publik sebanyak 450 juta lembar atau setara dengan 20,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Pada fase penawaran umum (offering) yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2023, perseroan membanderol harga Rp 198 per saham.

Pada aksi korporasi ini, manajemen PTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Saat proses penawaran, permintaan publik untuk dapat mengoleksi saham PTPS mencapai 1,67 miliar lembar atau mencapai 370,67 persen dari total penawaran saham.

Lebih lanjut, Felix mengungkapkan, capaian oversubscribed hingga 19,53 kali tersebut mencerminkan para pemodal memiliki minat yang tinggi terhadap saham PTPS. Dia berharap, antusias masyarakat juga bisa berlanjut di pasar sekunder.

PTPS juga menerbitkan 225 juta Waran Seri I sebagai bonus bagi para investor baru PTPS. Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran. Sementara, setiap satu waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham PTPS.

Felix menyebutkan, saham PTPS terbilang sangat menarik untuk dikoleksi karena saat ini sedang terjadi booming CPO yang tecermin dari tren kenaikan harga sawit akibat berlanjutnya peningkatan permintaan global. Bahkan, faktor kebijakan pemerintah terkait penggunaan biodiesel menjadi B35 turut mendorong konsumsi domestik.

Dia menyatakan rencana pemerintah untuk membentuk bursa perdagangan CPO akan berdampak positif bagi industri kelapa sawit sehingga mampu menciptakan katalis menguntungkan untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit. Terbentuknya bursa CPO diharapkan bisa menjaga stabilitas harga di dalam negeri.

"Kami meyakini, tren peningkatan nilai penjualan PTPS yang terjadi dari tahun ke tahun akan mengatrol laba bersih tahun berjalan pada 2023 mencapai Rp 29,11 miliar atau bertumbuh 5,2 persen year-on-year (yoy). Bahkan, kinerja keuangan perseroan bakal bertumbuh secara berkelanjutan," kata Felix.

Dana IPO yang berhasil dihimpun PTPS mencapai Rp 89,1 miliar. Mengacu pada Prospektus PTPS, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk belanja modal sebesar 50 persen, sedangkan sebesar 50 persen sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja. 

Sementara itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Tim Riset NH Korindo Sekuritas, saham IPO PTPS memiliki potential upside sebesar 16,9 persen yang mengacu pada laba bersih 2022 sebesar Rp 27,67 miliar dan ekuitas Rp 54,02 miliar. 

"Maka, target price saham PTPS berada pada level Rp 231 per lembar jika bersandar pada harga IPO Rp 198 per saham, sedangkan target price mencapai Rp 240 apabila saat offering dibanderol Rp 206 per saham," kata Felix.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler