Rumah Wakaf Bangun Sarana Air Bersih di 15 Provinsi Hingga Oktober 2023
Sarana air bersih dibangun Rumah Wakaf untuk bantu atasi kekeringan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif menyebabkan anomali kenaikan suhu permukaan yang lebih panas dan penurunan curah hujan di Indonesia. Kedua fenomena ini memicu musim kemarau lebih ekstrim dan suhu lebih panas.
Sebagai upaya untuk berkontribusi mengatasi kekeringan, Rumah Wakaf telah merealisasikan sarana air bersih dan sanitasi di 15 Provinsi hingga Oktober 2023 ini.
“Hingga September 2023, alhamdulillah Rumah Wakaf telah memberdayakan 151.432 penerima manfaat melalui beragam program sosial kemanusiaan. Hal ini termasuk diantaranya pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,” kata CEO Rumah Wakaf Soleh, dalam keterangan tertulis, Senin (9/10/2023).
“Bantuan sarana air bersih dan sanitasi ini pun bersesuaian dengan goal Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6, yaitu poin ‘Clean Water and Sanitation’. Program ini menjadi ikhtiar kami untuk bisa berkontribusi bagi pembangunan di level lokal, nasional, hingga global ke depannya,” ungkap Soleh.
Rumah Wakaf adalah Lembaga nazhir wakaf uang, yang mengelola dan mengembangkan harata benda wakaf. “Penerima manfaat program sepanjang tahun ini merupakan upaya Rumah Wakaf untuk mengelola amanah wakaf uang dari para donatur dan mitra. Selain itu, sejumlah realisasi program pun merupakan pendayagunaan alokasi mauquf ‘alaih,” jelas Soleh.
Rumah Wakaf telah membangun sarana air bersih sebanyak 34 unit di sejumlah provinsi di Indonesia, melingkupi wilayah di pulau Jawa, NTB, NTT, Sulawesi (Tengah, Utara, dan Barat), serta Jayapura di Papua. Amanah dari para donatur dan mitra, serta kolaborasi berbagai stakeholder lokal di berbagai wilayah yang mengalami kekeringan, menjadi daya dukung utama bagi Rumah Wakaf untuk senantiasa berkontribusi bagi permasalahan sosial kemanusiaan di Indonesia.