11 Adab yang Diajarkan Rasulullah SAW Ketika Buang Air Kecil atau Besar
Islam mengajarkan adab-adab dalam buang air besar dan kecil
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW mengajarkan umatnya agar bertutur kata dan berperilaku sesuai dengan adab dan tuntunan dalam Islam.
Termasuk ketika hendak membuang hajat, umat Islam dianjurkan untuk mengikuti cara Rasulullah SAW ketika buang hajat.
Berikut ini beberapa adab terkait dengan buang hajat mengutip buku Nabi Muhammad sehari-hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy:
1. Rasulullah SAW jikalau hendak buang hajat selalu membaca:
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan jin laki-laki dan perempuan, serta dari kotoran dan perbuatan kotor setan yang terkutuk."
2. Dan jika keluar beliau membaca (menurut salah satu riwayat bacaan berikut: غُفْرَانَكَ ghufranak "Aku hanya mengharap ampunan-Mu."
3. Jika dalam perjalanan bersama para sahabat, kemudian beliau hendak buang hajat, maka ia akan memisahkan diri (dari kelompok sahabat) dan mencari tempat sehingga tidak terlihat, bahkan menjauh sampai sekitar dua mil. Kemudian, menutupinya dengan jerami atau daun pelepah kurma.
4. Adapun jika hendak membuang air kecil, Rasulullah SAW sebisa mungkin selalu mencari bagian tanah yang lunak dan lembut, jika keadaan tanah itu keras, diambilnya tongkat lalu tanah itu dipukul sampai berlubang kemudian melakukan hajatnya.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
5. Beliau buang air kecil sambil duduk dan tidak berdiri terkecuali karena darurat.
6. Sedang tata cara beliau dalam membersihkan dirinya selepas buang hajat yaitu menggunakan air atau terkadang batu, bahkan terkadang pula air dan batu bersamaan dengan menggunakan tangan kiri.
7. Dari tempat buang hajat, Rasulullah SAW keluar dengan kaki kanan setelah sebelumnya masuk melangkahkan kaki kiri terlebih dahulu, sambil membaca doa.
8. Rasulullah SAW jikalau hendak masuk ke tempat buang hajat, cincinnya diletakkan terlebih dahulu karena terdapat ukiran kata Muhammad di cincinnya.
9. Posisi buang hajat beliau tidak pernah menghadap kiblat dan tidak pernah pula membelakanginya, beliau ajarkan umatnya untuk melakukan hal yang sama. Beliau berkata:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتُتُمْ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ وَلَا بَوْلٍ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا
Dari Abu Ayyub Al Anshari, dia berkata, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika engkau buang hajat maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, baik buang air besar ataupun air kecil.”
10. Rasulullah SAW tidak pernah buang hajat ataupun air kecil di tempat yang biasa dijadikan orang berteduh seperti pohon, atau di jalanan umum yang biasa dilalui banyak orang.
Baca juga: Alquran Sebut Ada Makhluk Hidup di Luar Angkasa, tapi Apakah Alien? Ini Kata Prof Quraish
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ. (رواه أبو داود) dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Takutlah kalian terhadap tiga hal yang terlaknat; buang air besar di sumber air, tengah jalanan, dan tempat berteduh.” (HR Abu Dawud (no 24), Ibnu Majah (no.328)).
11. Hal terakhir yang beliau ajarkan dalam tata-cara buang hajat adalah, hendaknya tidak bercakap-cakap.
لَا يَخْرُجُ الرَّجُلَا نِ يَضْرِبَانِ الْغَائِطَ كَاشِفَيْنِ عَوْرَتَيْهِمَا يَتَحَدَّثَانِ فَاِنَّ اللَّهَ يَمْقُتُ عَلَى ذَلِكَ
"Jika ada dua orang di antara kalian yang sedang buang hajat, maka janganlah bercakap-cakap, karena sesungguhnya Allah murka akan perbuatan itu."