MER-C Bersiap Kirimkan Tim Bantuan ke Palestina

MER-C menyiapkan sejumlah dokter spesialis ke Palestina.

Zahrotul Oktaviani / Republika
MER-C menggelar konferensi pers terkait rencana mengirimkan tim bantuan ke Gaza.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Eskalasi kondisi di Palestina saat ini memunculkan keprihatinan sejumlah pihak, termasuk dari Indonesia. Untuk memberikan dukungan dan bantuan, MER-C Indonesia menyiapkan tim menuju lokasi tersebut.

Baca Juga


Ketua Presidium MER-C Indonesia, Dr. Sarbini Abdul Murad, menyebut pertempuran yang terjadi antara Palestina, dalam hal ini Hamas, dengan Israel memakan korban dari masyarakat sipil.

"Israel melakukan serangan brutal terhadap tempat tinggal masyarakat sipil, dengan alasan itu bengkel pembuatan senjata, basecamp hamas, dan lain sebagainya. Itu adalah upaya sistematis yang dilakukan Israel untuk melumpuhkan dan menghancurkan kemanusiaan di Gaza, Palestina," ujar dia dalam kegiatan konferensi pers di Kantor Pusat MER-C, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).

Dalam beberapa hari terakhir, RS Indonesia di Gaza disebut menerima gelombang korban akibat serangan israel. Akibat membludaknya korban, ia mengakui RS mengalami kesulitan melakukan pengobatan dan operasi.

Sejumlah alat kesehatan, seperti obat bius dan instrumen bedah lainnya, ketersediannya disebut semakin menipis. Bukan hanya itu, jumlah korban yang semakin bertambah membuat dokter yang ada kelelahan, menimbulkan hal yang tidak baik bagi korban dan dokter tersebut.

"MER-C memandang perlu untuk mengirimkan tim bedah dan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Kami akan berkoordinasi dengan Kemenlu dan Pemerintah RI di kairo, agar memfasilitasi tim ke Gaza," lanjut dr Sarbini.

Tim yang berangkat ini disebut akan dipimpin oleh orang yang sangat berpengalaman dan sering ke Gaza, yaitu Dr Faried Thalib. Bukan hanya tim kemanusiaan dan kesehatan, tim ini juga berisi spesialis yang akan memantau persiapan proses pembangunan poli spesialis di samping RS Indonesia.

Ketua tim sekaligus presidium MER-C Faried Thalib meminta doa bagi masyarakat Indonesia, agar pihaknya bisa sesegera mungkin masuk ke wilayah Gaza. Pihaknya telah membuat tim yang solid dan berpengalaman untuk berangkat bersama.

"Satu tim ada lima orang. Terdiri dari spesialis ortopedi, anastesi, saya, dua lagi alumni Gaza juga yang menjadi site manager," ujar dia.

Melihat kondisi dan eskalasi saat ini, ia memperkirakan perang tampaknya akan panjang. Karena itu, selain fokus pada kesehatan dan bantuan saat ini, pihaknya juga akan membantu dari sisi kesehatan, mempersiapkan datangnya musim dingin.

Sebagai bentuk bayangan kondisi di RS Indonesia, ia menyebut dalam kondisi normal saja kewalahan. Hal ini disebabkan oleh kondisi Gaza yang terpuruk dan terblokade. Saat ini, kondisinya seakan meningkat dan semakin panas.

RS Indonesia, kata dia, sejak awal didesain untuk bisa tetap beroperasi meskipun tidak ada suplai. Ruang bawah tanah atau basement difungsikan untuk menyimpan bantuan dan kebutuhan RS dengan dua genset besar.

Berdasarkan perhitungan, RS ini didesain untuk beroperasi 3 hingga 4 bulan ke depan. Meski demikian, ia menekankan tambahan bantuan tetap diperlukan tim setempat.

"Kita doakan mudah-mudahan bantuan dari rakyat Indonesia bisa optimal. Jadi kita harus tetap masuk ke sana untuk mengirimkan amanah ini. Walaupun susah, tapi diusahakan untuk bisa membelanjakan bantuan dan dikirim ke sana," lanjut Faried.

Ia lantas menyebut rencananya tim akan masuk melalui Mesir. Meski tidak bisa sepenuhnya berada di Gaza, tetapi diusahakan agar tim berjaga di dekat lokasi, untuk membantu membelanjakan bahan dan alat yang diperlukan, lantas dikirim ke RS Indonesia.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler