TPST Rogojampi Banyuwangi Beroperasi, Tangani Sampah Pasar Secara Terintegrasi

Pedagang pasar diberikan edukasi memilah antara sampah organik dan anorganik.

ANTARA/Budi Candra Setya
Aktivitas pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Banyuwangi, Jawa Timur. (ilustrasi)
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menangani sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir yang salah satunya bekerja sama dengan BUMN perbankan menghadirkan program Gerakan Anti Sampah (Yok Kita Gas) melalui bank sampah di Pasar Rogojampi.

"Bank sampah yang mampu mengelola 1 ton sampah per hari ini merupakan inovasi yang bagus, dan ini adalah bagian dari penanganan sampah mulai dari hulu," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Selasa (10/10/2023).

Ia menegaskan persoalan sampah menjadi salah satu perhatian utamanya. Tidak hanya menangani tumpukan sampah yang telah hanyut di sungai atau menumpuk di pantai, tetapi juga sampah di rumah tangga, pasar, dan industri yang merupakan penghasil awal sampah tersebut.

Menurut dia, program mengatasi masalah sampah merupakan salah satu concern Pemkab Banyuwangi. Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik program ini dan menyampaikan terima kasih kepada BRI yang turut peduli dalam mengatasi masalah sampah.

Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi juga meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPST 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang merupakan kerja sama dengan Pemerintah Norwegia dan korporasi dari Austria.

TPS yang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare tersebut memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton sampah per hari.

"Adanya program dari BRI ini sangat berarti untuk mengatasi masalah sampah yang ada di area Kecamatan Rogojampi, khususnya Pasar Rogojampi. Kami berharap program ini nantinya juga akan menjangkau pasar-pasar lainnya," ungkap Ipuk.

Pada kesempatan itu, Bupati Ipuk melihat secara langsung proses pengelolaan sampah di Bank Sampah TPST Rogojampi tersebut. Terdapat pengolahan sampah non-organik dan organik yang masing-masing diproses menggunakan mesin yang berbeda.


Selain itu, Bupati Ipuk juga meninjau pengolahan sampah organik dengan metode maggot black soldier fly (BSF).

Sementara itu, Kepala Cabang BRI Banyuwangi Ashri Agustian menjelaskan pasar dipilih sebagai lokasi program penyaluran program Yok Kita Gas karena pasar yang merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat menghasilkan sampah setiap hari.

"Gerakan ini dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada 750 pedagang Pasar Rogojampi tentang pentingnya mengelola sampah. Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara sampah organik dan anorganik," katanya.

Menurut Ashri, sampah yang telah dipilah oleh pedagang akan disetorkan ke Bank Sampah TPST Rogojampi dan dapat menjadi tabungan penambah pendapatan bagi pedagang yang menjadi nasabah bank sampah.

"Saat ini sudah ada 45 pedagang yang menjadi nasabah bank sampah. Kami berharap nantinya semua pedagang bisa bergabung," tegas dia.


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler