Dengan Holding, Erick Thohir Berhasil Perkuat BUMN Pertahanan

Erick Thohir memperkuat konsolidasi BUMN.

Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Menteri BUMN Erick Thohir
Rep: M Nursyamsi Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperkuat konsolidasi BUMN memperlihatkan hasilnya. Salah satunya dengan holding BUMN yang bergerak di industri pertahanan atau Defend ID.

Baca Juga


Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan BUMN pertahanan mengalami sejumlah tantangan sebelum holding, mulai dari modal kerja dan investasi yang terbatas, keterbatasan kapasitas dan rendahnya fasilitas produksi, keterbatasan kapabilitas industri hulu dan komponen dalam negeri yang belum memenuhi spesifikasi user sehingga menjadikan tingginya nilai impor.

"Lalu adanya irisan bisnis atau produk sehingga terjadi persaingan perolehan kontrak atau proyek, keterbatasan SDM yang berstandar global, hingga daya tawar industri pertahanan dalam negoisasi dengan mitra global masih terbatas," ujar Bobby dalam diskusi tentang Transformasi BUMN Empat Tahun Kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (10/10/2023).

Bobby mengatakan pembentukan holding BUMN pertahanan pada Maret 2022 berdampak terhadap kenaikan kinerja perusahaan. Bobby menyampaikan pendapatan Defend ID tumbuh menjadi Rp 19,7 triliun pada 2022 dibandingkan periode 2019 yang sebesar Rp 14,8 triliun, kontrak baru mencapai Rp 32,1 triliun pada 2022 atau naik dari 2019 yang sebesar Rp 14,9 triliun, Ebitda tumbuh hingga Rp 2,5 triliun dari 2019 yang sebesar Rp 1,4 triliun, serta laba bersih mencapai Rp 465 miliar dibandingkan 2019 yang sebesar Rp 101 miliar. 

Bobby mengatakan konsolidasi tersebut juga berhasil meningkatkan peringkat Defend ID di posisi 86 dalam 100 perusahaan pertahanan terbesar di dunia. Selain itu, pendapatan dari sisi ekspor pun meningkat 20,2 persen menjadi Rp 727 miliar selama 2022.

"Capaian ini tak terlepas dari perbaikan tata kelola dan standarisasi kebijakan; transformasi, restrukturisasi, dan streamlining usaha di induk dan anak usaha; perbaikan proses bisnis, hingga peningkatan TKDN dan substitusi impor," kata Bobby.

Bobby menyampaikan, holding BUMN pertahanan terdiri atas 20 entitas dengan perincian, satu induk usaha, delapan anak usaha, tujuh cucu usaha, empat cicit usaha, yang memiliki total aset sebesar Rp 46 triliun. Bobby menyebut langkah Erick membentuk holding berdampak besar dalam upaya membangun kemandirian sektor pertahanan Indonesia.

"Bagaimana kita bisa mengurangi impor. Kalau kita lihat, senjata ringan kita tak impor lagi, amunisi, tak impor lagi, kendaraan operasional kendaraan taktis kita sudah jauh produksi di dalam negeri dibanding impor," kata Bobby.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler