Dituduh tanpa Verifikasi, Hamas: Kami Tegas Menolak Tuduhan Membunuhi Anak-Anak Israel

Jubir militer tidak bisa mengonfirmasi tentang berita Hamas memenggal anak Israel.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina menangis di dekat jenazah keluarganya yang ada di Rumah Sakit Al Shifa usai serangan Israel ke Kota Gaza.
Rep: Dwina Agustin Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Palestina Hamas membantah tuduhan bahwa mereka membunuh warga sipil, termasuk anak-anak. Para pejuang Hamas melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.


"Kami dengan tegas menegaskan kepalsuan tuduhan palsu yang dipromosikan oleh beberapa media Barat, yang secara tidak profesional mengadopsi narasi Zionis yang penuh kebohongan dan fitnah terhadap rakyat Palestina dan perlawanan mereka, yang terbaru adalah klaim pembunuhan anak-anak, pemenggalan kepala mereka, dan menargetkan warga sipil,” kata Hamas dikutip dari Anadolu Agency.

Pernyataan tersebut mengkritik pengadopsian dan keberpihakan pada narasi Zionis tanpa verifikasi. Hamas pun memperingatkan konsekuensi menutup-nutupi kejahatan pendudukan dan pembantaian yang dilakukan siang dan malam di Gaza.

Kelompok tersebut menyatakan, para anggotanya berusaha menghindari warga sipil. "Hal ini disaksikan oleh banyak klip video dari lapangan dan banyak pemukim berbicara kepada media tentang hal ini melalui video kesaksian," ujar Hamas dalam pernyataan di websitenya.

Hamas meminta media untuk menjaga objektivitas dan profesionalisme. Mereka menyatakan, agar media tidak secara terang-terangan dan membabi buta mengadopsi narasi Israel.

Sejak awal konflik baru-baru ini, berbagai media melaporkan bahwa anggota Hamas memenggal kepala anak-anak Israel. Namun, juru bicara militer Israel tidak dapat mengonfirmasi perkembangan tersebut kepada Anadolu Agency.

"Kami telah melihat berita ini, tapi kami tidak memiliki perincian atau konfirmasi mengenai hal itu," ujarnya.

Selain itu, Hamas menegaskan bahwa Brigade Al-Qassam bekerja untuk menargetkan militer dan sistem keamanan Israel dalam Operasi Badai Al Aqsa. Mereka menilai sasaran tersebut merupakan target yang sah.

Pasukan Israel telah melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza. Langkah itu sebagai respons terhadap serangan militer yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel.

Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza. Tindakan itu semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler