Kemenkeu: Milenial Bisa Jadi Agen Perubahan Inovasi Wakaf
Instrumen seperti Cash Waqf Linked Sukuk bisa mengajak masyarakat berwakaf.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut milenial dapat menjadi agen perubahan dengan menginformasikan inovasi dan kreativitas berwakaf di Indonesia. Berbagai hal terutama kebijakan dan instrumen-instrumen yang diterbitkan oleh pemerintah seperti Cash Waqf Linked Sukuk bisa mengajak masyarakat berwakaf.
CWLS adalah cara baru bagi masyarakat berwakaf uang dan berinvestasi sosial, yang sekaligus mendukung pengembangan investasi sosial dan wakaf produktif serta mempercepat pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan. CWLS pertama kali diterbitkan pada Maret 2020 (seri SW-001) senilai Rp 50,85 miliar yang hasil investasinya digunakan untuk pembangunan Retina Center di Rumah Sakit Wakaf Ahmad Wardi di Serang, Banten, pembiayaan operasi katarak gratis bagi 2.513 dhuafa, dan pengadaan ambulans rumah sakit wakaf tersebut.
Sementara, penerbitan CWLS lainnya pada 2021, 2022, dan 2023 digunakan untuk pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah, penyediaan bibit peternak dan petani dhuafa, beasiswa pelajar/mahasiswa dhuafa berprestasi, penyediaan klinik pesantren, serta rumah hunian murah bagi dhuafa.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, wakaf dapat digunakan untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan, mendukung pembangunan bangsa dan turut membangun ekonomi Indonesia.
"Imbalan dari pengelolaan wakaf itu bisa digunakan untuk menyelesaikan program-program tujuan pembangunan berkelanjutan," ujarnya saat acara Milenial Berwakaf: Cerdas Spiritual, Cerdas Financial, Rabu (11/10/2023).
Dwi menyebut, wakaf juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang membutuhkan serta mendukung program sosial dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, Dwi berharap dengan diselenggarakannya talkshow Milenial Berwakaf: Cerdas Spiritual, Cerdas Financial, yang merupakan hasil kolaborasi Dompet Dhuafa berkolaborasi bersama Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dapat mendorong generasi milenial dapat lebih kreatif dalam berwakaf.
Salah satu nazir yang selama ini menerima dan mengelola imbalan CWLS adalah Dompet Dhuafa. Selain gencar dengan gerakan Sejuta Wakif, Dompet Dhuafa terus mengajak peran serta seluruh elemen masyarakat bergotong royong untuk merampungkan Pesantren Tahfidz Green Lido, yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 2,6 hektare di daerah Lido, Sukabumi.
Sementara itu, General Manager Wakaf Dompet Dhuafa Bobby P Manulang menambahkan Dompet Dhuafa melihat milenial sebagai prospek wakaf masa depan, milenial dapat berdonasi untuk memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat.
“Wakaf yang dihimpun dari masyarakat dapat digunakan untuk memperbanyak aset-aset sosial dan produktif seperti rumah sakit, sekolah dan pertanian produktif, yang pada gilirannya memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” ucapnya.
Guna meningkatkan literasi terkait wakaf, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan KNEKS berkolaborasi mengadakan kegiatan Wakaferse dan temu bincang tersebut untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat, sehingga program wakaf dapat bergulir secara cepat serta bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Rahmad Riyadi menambahkan kemajuan teknologi membawa kalangan milenial cepat mengakses dalam sektor keuangan. Menurutnya investasi transaksi hingga bisnis cukup mengakses yang dibutuhkannya melalui internet.
“Pola finansial dan literasi wakaf bagi milenial harus terus dimasifkan, seiring kemudahan berwakaf dan pengelolaan wakaf yang telah mencapai kemajuannya. Salah satu nazir yang selama ini menerima dan mengelola imbalan CWLS adalah Dompet Dhuafa," ucapnya.