Mengenang Lukman Harun, Tokoh Muhammadiyah yang tak Lelah Membela Palestina

Lukman Harun pernah menyumbangkan darahnya bagi korban Palestina.

Umm.ac.id/ca
Lukman Harun.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap Indonesia dalam mendukung dan membela hak-hak rakyat Palestina telah digaungkan sejak lama. Sejumlah tokoh Islam dan nasional dengan lugas menyuarakan posisinya, termasuk Lukman Harun.

Lukman Harun merupakan tokoh berpengaruh Muhammadiyah yang lahir 6 Mei 1934. Saking perannya yang luar biasa selama berorgansiasi, Din Syamsuddin menjuluki sosok ini sebagai menteri luar negeri-nya Muhammadiyah.

Sepak terjangnya juga tersiar hingga ke luar di mana ia tergabung dan memegang posisi penting sejumlah organisasi Islam global. Di antaranya adalah Komite Solidaritas Islam, Komite Setia Kawan Rakyat Indonesia-Afghanistan, dan Komite Pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha.

Tidak berhenti di situ, ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asian Conference on Religion and Peace (ACRP). Tak heran jika kemudian namanya tercatat sebagai salah satu tokoh dari Indoensia yang sangat memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Baca Juga


Pendukung Palestina melakukan aksi long march mengecam penyerangan Israel di wilayah Palestina di Chicago, AS, Kamis,(12/10/2023)WIB. - ( Tyler Pasciak LaRiviere/Chicago Sun-Times vi)



Diambil dari berbagai sumber dan literatur, menyusul pertempuran al-Karamah pada tahun 1968 Lukman Harun sempat menemui almarhum presiden Palestina Yasser Arafat. Pertemuan ini dilakukan di Amman, Yordania pada 1969.

Di momen itu, pria kelahiran Minangkabau...

Di momen itu, pria kelahiran Minangkabau ini menyampaikan solidaritas dan dukungan yang ikhlas dari bangsa Indonesia untuk perjuangan bangsa Plaestina. Bahkan, di detik itu ia juga menyampaikan keinginan bergabung dengan barisan pejuang Revolusi Palestina yang bahkan baru tumbuh.

Hal ini ia sampaikan ketika baru berusia 34 tahun. Meski tergolong muda, tetapi semangat juang dan jihadnya tidak terkalahkan. Arafat pun meyakinkannya untuk tetap di Indonesia, menyiapkan dukungan, dan sandaran moral bagi pejuang Palestina.

Di tahun yang sama, ia juga bertemu langsung dengan Mufti Palestina Syaikh Amin Al-Husaini di Beirut. Mufti Amin Al-Husaini disebut mengikuti betul perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, karena itulah beliau merasa dekat dengan orang-orang Indonesia.

Semangat Harun yang menggebu dalam mendukung Palestina seolah tak luruh, bahkan terus membara sejak pertemuan itu. Sembilan tahun kemudian, ia bersama tokoh Muhammadiyah lainnya, Fahmy Khatib, terbang ke Beirut untuk menyumbangkan darahnya bagi korban Palestina yang terluka setelah serangan Israel terhadap rakyat Palestina-Lebanon.

Harun disebut mendirikan Komite Solidaritas Islam pada 1968, sekaligus menjabat sebagai ketuanya. Komite ini memberi perhatian terhadap nasib umat Islam yang mendapat perlakuan tidak adil di sejumlah negara.

Secara khusus, organisasi ini...

Secara khusus, organisasi ini memberi perhatian yang lebih terhadap masalah dan perjuangan Palestina. Mereka berjuang secara konsisten agar bangsa Palestina memperoleh kemerdekaannya kembali.

Semangat yang dibawa ini sama seperti yang pernah ditegaskan Arafat, “Setiap warga Palestina berhak hidup di tanah air mereka sendiri dengan penuh harga diri, berdasarkan prinsip kebebasan kemerdekaan. Dalam hal ini tidak ada bedanya semua bangsa dan rakyat di berbagai negara yang ada di dunia.”

Pada 1992, ia pernah terlibat dalam diskusi pekan persahabatan Indonesia-Palestina, yang diselenggarakan oleh BKK-KUA Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta. Di kesempatan ini, ia menyampaikan tentang partisipasi dan solidaritas rakyat Indonesia dalam membantu perjuangan Palestina melalui pendekatan sejarah.

Sejumlah massa aksi bela Palestina melaksanakan Shalat Ashar disela unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Aksi bela Palestina tersebut menentang sikap Amerika Serikat yang mendukung Israel dalam konflik dengan Palestina. Selain itu, aksi itu juga sebagai bentuk solidaritas atas konflik yang semakin memanas antara Hamas dan Israel di Gaza. - (Republika/Putra M. Akbar)



Dalam pidatonya, ia juga menyinggung bagaimana Palestina selama lebih dari 1.000 tahun menjadi kawasan yang diperebutkan, bahkan menjadi pusat konflik yang melibatkan seluruh dunia. Hal ini terjadi karena di negara tersebut, khususnya di Yerusalem, terdapat tanah suci tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

"Untuk dapat mewujudkan cita-cita rakyat Palestina yang merdeka dan berdaulat, maka cara yang paling baik dilakukan rakyat Palestina ialah dengan meningkatkan intifada dan diplomasi, keduanya harus saling membantu satu sama lain. Di samping itu adalah menjadi kewajiban moral bagi umat Islam dan bagi negara-negara Islam serta negara-negara yang cinta damai untuk terus meningkatkan bantuan konkret guna membantu perjuangan rakyat Palestina tersebut," ujar Harun dalam pidatonya.  

Selama duduk dan menjabat di PP Muhammadiyah, ia menyebut hampir setiap tahun mengirimkan bantuan kepada para pengungsi Palestina, melalui kantor PBB yang mengurus pengungsi Palestina atau UNRWA yang berpusat di Wina. Bantuan tersebut dikatakan memang tidak besar, kadang-kadang hanya 500 dolar ataupun 1.000 dolar AS. Namun, ini menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia tetap memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang sedang menderita akibat pendudukan Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler