AS dan Qatar Sepakat Bekukan Kembali Dana Milik Iran

Pencairan dana ini sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan AS dengan Iran.

WORLDMATHABA.NET
Amerika Serikat dan Qatar sepakat untuk membekukan kembali dana sebesar 6 miliar dolar AS yang saat ini disimpan di bank Qatar, (ilustrasi)
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Qatar telah sepakat untuk memblokir akses Iran terhadap dana yang dicairkan sebesar 6 miliar dolar AS. Dana ini sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Washington dan Teheran bulan lalu.

Baca Juga


Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Keuangan, Wally Adeyemo kepada Partai Demokrat di parlemen pada Kamis (12/10/2023). Dilaporkan NBC News, kedua sumber yang berada dalam ruangan tersebut mengatakan, Adeyemo tidak memberikan jangka waktu berapa lama AS dan Qatar setuju untuk memblokir akses Iran terhadap uang itu.

Pemerintahan AS menghadapi tekanan bipartisan untuk memblokir akses Iran terhadap dana tersebut. Para pejabat AS terus menyelidiki apakah Iran terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel.  Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, Teheran hanya dapat menggunakan dana sebesar 6 miliar dolar AS untuk bantuan kemanusiaan.

Uang tersebut ditransfer bulan lalu dari bank Korea Selatan ke bank di Qatar.  Iran dapat mengakses dana tersebut hanya melalui serangkaian langkah, termasuk pengawasan oleh Departemen Keuangan. Selama beberapa hari terakhir, para pejabat pemerintah mengatakan, Iran belum mengakses satu pun uang tersebut dan AS dapat membekukannya kembali kapan saja. 

Namun Gedung Putih menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengirimkan pesan yang lebih jelas bahwa Iran tidak akan mengakses dana tersebut. Para kritikus mengatakan, dana tersebut dapat dipertukarkan, terlepas dari apakah itu untuk bantuan kemanusiaan, atau mendanai terorisme.

Tidak diketahui bagaimana penghentian akses Iran terhadap dana sebesar 6 miliar dolar AS, dapat mempengaruhi upaya pemerintah untuk menegosiasikan kesepakatan di masa depan untuk membebaskan warga Amerika lainnya yang ditahan secara tidak sah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler