Eks Pejabat Israel: Pemerintah Israel Gunakan Kebohongan untuk Membenarkan Perang
Kebohongan yang dibuat Pemerintah Israel untuk membenarkan perang harus dihentikan.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang mantan penasihat senior perdana menteri Israel pada Rabu (11/10/2023) mengatakan, Pemerintah Israel menggunakan kebohongan untuk membenarkan serangan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Hal ini diungkapkan oleh Daniel Levy kini menjabat sebagai kepala Proyek AS di Timur Tengah.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Levy ditanya tentang serangan udara Israel di Gaza yang bertujuan melenyapkan Hamas. Levy mengatakan, serangan udara Israel kemungkinan tidak sepenuhnya menyasar pejuang Hamas.
Menurut dia, tidak pernah ada dalam catatan sejarah bahwa orang-orang yang terkurung dan tidak mendapatkan hak dasar mereka justru diserang dengan kekuatan penuh.
“Apakah Anda benar-benar bersikap jujur saat mengatakan itu? Menurut Anda, apakah organisasi teroris yang tertanam dalam masyarakat yang tidak mendapatkan hak-hak dasar mereka akan diakhiri dengan kampanye militer? Apakah itu terjadi dalam sejarah?" ujar Levy.
Levy mengatakan, langkah Pemerintah Israel yang memutus aliran air, listrik, dan pasokan makanan ke Gaza secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa mereka tidak menargetkan pejuang Hamas. Terputusnya kebutuhan dasar akan berdampak kepada warga sipil dan mengancam krisis kemanusiaan.
“Dapatkah seseorang dengan kredibel mengatakan kepada saya bahwa ketika pemimpin suatu negara mengatakan, 'Kami memutus makanan, listrik, air, semua pasokan untuk seluruh penduduk sipil,’ maka mereka menargetkan militan?" kata Levy.
Levy mengatakan, kebohongan yang dibuat Pemerintah Israel untuk membenarkan perang harus dihentikan. Jika pemerintah terus berbohong maka negara akan mengarah kepada kebijakan yang salah.
“Saya minta maaf, kebohongan seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dan jika Anda berbohong pada diri sendiri, hal itu akan mengarah pada kebijakan yang salah," ujar Levy.
Dalam wawancara tersebut, pembawa berita menegaskan kepada Levy bahwa komunitas internasional mempercayai klaim yang dilontarkan Pemerintah Israel. Levy kemudian menyerukan kepada dunia internasional agar menentang segala bentuk kebohongan atau hoaks yang beredar seputar konflik Israel-Palestina.
Orang-orang perlu menentang mereka...
"Orang-orang perlu menentang mereka karena hal itu bohong, dan kita akan menjadi penghasut perang jika kita membiarkan mereka lolos begitu saja," ujar Levy.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ikut menyebarkan hoaks tentang pemenggalan anak-anak Israel dan menyalahkan media dan juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pernyataan lanjutan, juru bicara Gedung Putih akhirnya mengakui Biden dan pejabat AS lainnya belum melihat atau secara independen mengonfirmasi bahwa Hamas memenggal anak-anak Israel.
Juru bicara militer Israel pun akhirnya angkat bicara. Dia menyatakan, tentara Israel tidak memiliki informasi yang mengkonfirmasi tuduhan bahwa Hamas memenggal kepala bayi.
“Kami telah melihat beritanya, tapi kami belum memiliki rincian atau konfirmasi mengenai hal itu,” kata juru bicara tersebut.
Hamas telah menolak klaim palsu oleh beberapa media Barat yang menuduh pejuang Hamas membunuh atau memenggal kepala anak-anak dan menargetkan warga sipil. Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (11/10/2023), Hamas mengutuk propaganda pendudukan Israel yang penuh dengan kebohongan dan rekayasa.
Hamas mengatakan, propaganda Israel itu sebagai upaya untuk menutupi kejahatan dan pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan Israel sepanjang waktu. Sebagian besar kejahatan yang dilakukan Israel merupakan kejahatan perang dan genosida.
“Pejuang kemerdekaan Palestina menargetkan pos dan pangkalan militer dan keamanan pendudukan Israel, yang semuanya merupakan target yang sah," ujar pernyataan Hamas, dilaporkan Middle East Monitor.
Para pejuang Palestina berusaha menghindari sasaran terhadap warga sipil. Hal ini dapat dibuktikan melalui kesaksian seorang warga Israel di televisi yang menceritakan bahwa pejuang Hamas telah memperlakukan mereka dengan baik. Hamas menyesalkan media arus utama Barat yang gagal melaporkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel, tanpa pandang bulu.