Pelapor PBB: Penduduk Palestina di Gaza Dimusnahkan

Pelapor PBB menyoroti kondisi rumah sakit di Gaza yang kewalahan menangani korban.

AP Photo/Hassan Eslaiah
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Rabu, (11/10/2023)WIB.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pelapor PBB untuk wilayah Palestina Francesca Albanese mengatakan pada Kamis (12/10/2023), bahwa sebagian besar penduduk Gaza sedang dimusnahkan. Kota yang dipimpin Hamas telah diblokade tersebut terus ketika menghadapi serangan dan penembakan Israel yang intens.

Baca Juga


“Apa yang terjadi adalah sebagian besar penduduk Palestina di Gaza dimusnahkan. Tidak berbeda dengan apa yang terjadi sebelumnya … tetapi dengan meningkatnya keganasan,” kata Albanese dikutip dari Anadolu Agency.

Albanese juga mengomentari keputusan Israel awal pekan ini yang memutus pasokan air, listrik, makanan, dan fasilitas dasar lainnya ke Gaza. Dia menggarisbawahi bahwa membuat penduduk yang terkepung kelaparan dan merampas kebutuhan pokok mereka adalah kejahatan perang.

“Jika hal tersebut disengaja dan, dalam konteks serangan yang meluas dan sistemik terhadap penduduk sipil, maka hal tersebut juga merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” tambahnya.

Albanese menekankan bahwa sandera warga sipil Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza juga harus dibebaskan. Penahanan warga sipil yang terus dilakukan sama sekali tidak dapat dibenarkan.

“Dan saya juga ingin mengatakan bahwa dengan melakukan pengeboman di Jalur Gaza, Israel juga membahayakan penduduk sipilnya sendiri yang ditawan oleh Hamas di Gaza,” kata Albanese.

Selain itu, mengenai tuntutan koridor kemanusiaan ke Gaza, Albanese mengatakan, bahwa tidak ada diskusi untuk itu di antara negara-negara mengenai pembentukan rute tersebut. "Sejauh yang saya tahu, tidak ada seorang pun ... yang secara aktif menegosiasikannya," ujarnya.

“Mesir sejauh ini belum setuju … Barat mempunyai tanggung jawab yang besar karena dukungannya yang tanpa syarat terhadap Israel,” kata Albanese.

Saat ini, menurut Albanese, tidak ada kemungkinan dalam memasuki Gaza. Daerah kantong tersebut telah dikepung total.

Pejabat PBB ini menekankan, perlunya segera membuka koridor kemanusiaan bagi mereka yang terluka dan berada dalam kondisi kritis di Gaza. Dia menegaskan bahwa pada saat yang sama, Israel harus berhenti membom penduduk sipil.

Gencatan senjata juga penting untuk menghentikan permusuhan dan memberikan bantuan. Upaya-upaya itu merupakan prioritas, begitu pula pembebasan sandera, dan pembentukan pasukan pelindung di wilayah pendudukan Palestina.

“Fakta bahwa Israel telah berkali-kali mengatakan bahwa warga Palestina dari Gaza perlu dipindahkan ke Mesir atau bahwa Gaza perlu dianeksasi oleh Mesir tidak memperbaiki situasi, karena semua orang berpikir bahwa ini adalah contoh kedua atau ketiga dari tindakan Israel mengusir warga Palestina dari tanah airnya," ujar Albanese.

Albanese menyoroti kondisi rumah sakit di Gaza yang kewalahan dan masih berfungsi di bawah pemboman Israel. Dia mengatakan, rumah sakit tersebut telah mencapai kapasitas maksimum.

“Ada pasien yang berbagi tempat tidur yang sama, pasien tergeletak di tanah dan tidak ada obat-obatan,” ujar Albanese.

Menggambarkan situasi ini sebagai bencana besar, pejabat PBB ini mengatakan, orang-orang di kota berlarian sambil membawa korban meninggal atau terluka, mencoba mencari perlindungan yang tidak ada di kota tersebut. Sepanjang pertempuran, yang kini memasuki hari kelima, menurut Albanese, setiap aturan hukum kemanusiaan internasional telah dilanggar.

Dalam peningkatan dramatis ketegangan di Timur Tengah, pasukan Israel telah melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza. Tindakan ini sebagai respons terhadap serangan yang tidak terduga oleh Hamas di wilayah Israel.

Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai Al Aqsa melawan Israel, sebuah serangan mendadak multi-cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Menurut Hamas, tindakan pada 7 Oktober itu bentuk pembalasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 1.200 warga Palestina dan 1.300 warga Israel telah terbunuh sejak dimulainya konflik Israel-Hamas. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler