Kurangi Polusi Udara, Gerakan Tanam 1.000 Mangrove Digelar Sanofi di Kepulauan Seribu

Hutan mangrove dapat mengurangi tingkat erosi tanah.

Dok. Web
Sanofi Consumer Healthcare (CHC) Indonesia bersama komunitas Lestari Mangrove and Nature (LEVA) menanam 1.000 bibit pohon mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sanofi Consumer Healthcare (CHC) Indonesia bersama komunitas Lestari Mangrove and Nature (LEVA) menanam 1.000 bibit pohon mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, untuk membantu mengurangi pencemaran udara di wilayah Jakarta.

Baca Juga


"Kegiatan ini menjadi tindakan preventif untuk meminimalkan potensi risiko kesehatan bagi masyarakat," kata Country Head Sanofi CHC Indonesia, Midha Mulyaningrum seperti dinukil dari Kantor Berita Antara, Selasa (17/10/2023). 

Ia mengharapkan kegiatan itu dalam jangka panjang dapat mengurangi masalah kesehatan masyarakat akibat ketidaksetaraan kualitas udara, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

Ia menyampaikan secara global pencemaran udara menjadi penyebab kematian keempat terbesar di dunia. Hal ini diperparah dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan yang berpotensi meningkatkan alergen di masyarakat.

"Kondisi tersebut juga dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan alergi atopik seperti rinitis alergi (AR) dan asma," paparnya.

Kegiatan yang termasuk ke dalam rangkaian Purpose Day 2023, dengan tema "Fight Against The Inequality of Air Quality" atau "Melawan Ketidaksetaraan Kualitas Udara" itu melibatkan 50 orang, termasuk warga setempat.

Selain penanaman pohon mangrove, terdapat juga kegiatan edukasi mengenai berbagai program ramah lingkungan serta berkelanjutan di area hutan terpadu inisiasi Yayasan Rumah Literasi Hijau.

"Dengan penanaman 1.000 mangrove di Kepulauan Seribu ini diharapkan juga menciptakan dampak positif pada perbaikan ekosistem pantai di Teluk Jakarta dan mengurangi pencemaran, demi masa depan yang lebih baik untuk 1.000 tahun mendatang," kata Midha.

Sementara itu, Founder LEVA, Nathasi Fadhlin menambahkan polusi udara merupakan permasalahan serius yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan mendorong kolaborasi lintas sektor.

Ia berharap aksi ini turut menginspirasi para pemangku kepentingan lainnya untuk bergotong-royong mengatasi polusi udara dengan menanam pohon mangrove.

"Dengan terus menjaga keberlanjutan lingkungan maka akan menciptakan dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat hingga ke generasi selanjutnya," tuturnya.

Disampaikan, hutan mangrove dapat mengurangi tingkat erosi tanah, mengatur salinitas air, dan menjadi habitat bagi ekosistem laut.

Adapun jenis mangrove yang ditanam dalam kegiatan ini adalah Rhizophora Stylosa, jenis mangrove pionir yang tumbuh di pantai Pulau Pramuka dengan menggunakan teknik tumpukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler