Hari Paling Genting dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Doa yang Beliau Baca
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang agung dan mulia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam peristiwa Perang Uhud, keadaan kaum Muslimin sempat terdesak oleh kaum musyrikin.
Kaum Muslimin terkepung dari arah depan dan belakang, bahkan tidak ada pasukan pemanah yang melindungi. Saat itu lah menjadi hari paling genting yang dihadapi Nabi Muhammad ﷺ.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, saat itu Rasulullah ﷺ dikelilingi sekelompok kecil pasukan kaum Muslimin yang berjumlah sembilan orang sahabat di barisan belakang pasukan kaum Muslimin.
Melihat pasukannya terdesak, Rasulullah ﷺ segera berteriak kepada Mereka, “Wahai hamba-hamba Allah.”
Rasulullah ﷺ tahu bahwa suaranya akan lebih dahulu didengar orang kafir sebelum pasukan kaum Muslimin.
Maka serta merta pasukan kaum kafir yang mendengar suara Rasulullah ﷺ, segera mencarinya untuk membunuhnya. Sebab dengan membunuh Rasulullah ﷺ, peperangan ini dapat mereka menangkan.
Saat itulah muncul isu di tengah pasukan kaum Muslimin, bahwa Rasulullah ﷺ telah terbunuh.
Sebagian kaum Muslimin langsung jatuh mentalnya, di antara mereka ada yang melempar senjatanya dan menyerah, bahkan ada yang berpikir untuk minta perlindungan kepada Abdullah bin Ubay.
Namun ada sejumlah sahabat yang segera meluruskan keadaan, di antaranya Anas bin Nadhir. Ketika beliau menemukan mereka yang sudah patah semangat, beliau berkata:
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
“Apa yang kalian tunggu?”, “Rasulullah ﷺ telah terbunuh”, jawab mereka. “Kalau begitu untuk apa lagi kalian hidup setelah kematiannya, matilah kalian sebagaimana matinya Rasulullah ﷺ!”. Jawab Anas.
Demikianlah para sahabat kembali memompa semangat juang kaum Muslimin, sehingga mereka kembali sadarkan diri, semangat dan keberanian mereka bangkit lagi.
Lalu mereka ambil lagi senjata senjata mereka untuk membendung laju pasukan kafir yang saat itu sedang menuju markas Rasulullah ﷺ.
Sembilan orang sahabat yang melindungi Rasulullah ﷺ berjuang mati-matian untuk menangkis setiap serangan yang diarahkan kepada beliau ﷺ.
Akhirnya satu demi satu mereka berguguran. Tinggallah dua orang yang berada di sisi Rasulullah ﷺ: Talhah bin Ubaidillah dan Sa'ad bin Abi Waqash. Keduanya melindungi mati-matian Rasulullah ﷺ dari serangan kaum musyrikin. Hari itu merupakan hari yang paling genting dalam kehidupan Rasulullah ﷺ.
Akhirnya tak urung juga, akibat serangan yang bertubi-tubi, Rasulullah ﷺ mengalami luka di bagian pelipis dan rahangnya, sehingga darah segar mengucur dari wajahnya. Saat itu Rasulullah ﷺ bersabda :
“Bagaimanakah suatu kaum akan selamat kalau mereka telah melukai Nabi mereka?”. Saat itu Allah turunkan ayat-Nya :
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran ayat 128). Rasulullah ﷺ pun berdoa untuk mereka:
اللَّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui."
Seketika itu, pasukan kaumMuslimin mendatangi Rasulullah ﷺ yang sedang terkepung oleh kaum musyrikin. Mereka berusaha sekuat tenaga melindungi Rasulullah ﷺ dari serbuan kaum musyrikin. Di antara mereka adalah: Mush'ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Sahl bin Hanif, Malik bin Sinan, Umar bin Khattab dan Abu Thalhah.
Di tengah situasi genting tersebut, Mush'ab bin Umair yang tengah mempertaruhkan nyawanya melindungi Rasulullah ﷺ seraya membawa panji-panji kaum Muslimin, terbunuh oleh Ibnu Qami'ah yang dia kira bahwa Mush'ab adalah Rasulullah ﷺ karena wajahnya yang mirip sehingga setelah berhasil membunuhnya, Ibnu Qamiah segera berteriak, “Sungguh, Muhammad telah terbunuh!”
Isu ini, kembali membuat pasukan kaum muslimin panik dan mengendur semangatnya, namun pada saat yang bersamaan, hal tersebut membuat serangan kaum musyrikin menjadi kendur juga.
Baca juga: Doa Lengkap Ini untuk Mohon Ampunan dari Segala Jenis Dosa
Melihat hal tersebut, Rasulullah ﷺ langsung menyelinap ke tengah-tengah kaum muslimin, namun beliau ﷺ meminta mereka untuk tidak memberitahu keberadaannya agar tidak disadari kaum musyrikin.
Kemudian dengan teratur mereka mundur dari medan pertempuran dan berlindung di celah-celah Gunung Uhud. Kaum musyrikin yang mengetahui gerak mundur teratur pasukan kaum Muslimin, segera menyerbu. Namun dengan keberanian luar biasa para sahabat menangkis setiap serangan untuk melindungi Rasulullah ﷺ.
Akhirnya selamatlah kaum Muslimin dari kejaran mereka. Kaum musyrikpun menghentikan pengejaran dan bersiap-siap kembali ke Makkah.