PBB Upayakan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Secepat Mungkin
Saat ini konvoi bantuan kemanusiaan masih belum bisa memasuki Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengupayakan agar proses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dilaksanakan secepat mungkin. Dia mengisyaratkan hal itu akan dilakukan esok.
“Kami sedang melakukan perundingan mendalam dan lanjutan dengan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa operasi bantuan di Gaza dimulai secepat mungkin. Pengiriman pertama akan dimulai pada hari berikutnya,” kata juru bicara Martin Griffiths, Jens Laerke, di Jenewa, Swiss, Jumat (20/10/2023), dikutip laman Al Arabiya.
“Saya tidak memiliki waktu pasti kapan gerakan ini akan dilakukan, tentu saja, dengan harapan bahwa gerakan ini dapat dimulai sesegera mungkin, dengan cara yang aman, terjamin, dan mudah-mudahan berkelanjutan,” tambah Laerke.
Laerke mengatakan, mekanisme untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, terutama di wilayah selatan, harus tersedia. “Hal ini tidak menghilangkan seruan kami untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan,” ujarnya.
Saat ini konvoi bantuan kemanusiaan masih belum bisa memasuki Jalur Gaza. Media penyiaran milik Pemerintah Mesir, Al Qahera News, mengatakan penyeberangan Rafah, yakni satu-satunya rute menuju Jalur Gaza, akan dibuka pada Jumat. Namun Kairo kemudian mengatakan bahwa pihaknya memerlukan lebih banyak waktu untuk memperbaiki jalan.
Israel diketahui turut melancarkan serangan udara ke sekitar gerbang penyeberangan Rafah. Hal itu yang membuat proses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tak dapat dilaksanakan. Israel sendiri telah memberlakukan blokade total terhadap Gaza, termasuk menyetop pasokan air dan listrik ke wilayah tersebut.
Lebih dari 3.785 warga Palestina di Jalur Gaza terbunuh akibat serangan Israel sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 12 ribu orang. PBB mengatakan lebih dari 1 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi dan situasi kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari akibat serangan Israel.