Gawat, Kelamaan Duduk Tingkatkan Risiko Demensia
Risiko demensia pada orang yang terlalu lama duduk tetap tinggi meski berolahraga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di JAMA telah mengungkapkan bahwa duduk terlalu lama, baik di tempat kerja maupun di rumah, dapat meningkatkan risiko terkena demensia, bahkan jika seseorang rajin berolahraga. Para peneliti menemukan bahwa efek negatif dari duduk berjam-jam dapat sangat berpengaruh, dan risikonya tetap tinggi bahkan bagi individu yang berolahraga secara teratur.
Penelitian ini melibatkan 49.841 pria dan wanita berusia 60 tahun atau lebih, dan hasilnya menegaskan bahwa perilaku menetap seperti duduk dapat meningkatkan risiko terkena demensia. “Temuan ini mendukung gagasan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk perilaku duduk dapat meningkatkan risiko demensia,” kata seorang profesor neurologi di Boston University yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Andrew Budson, dilansir The Washington Post, Jumat (20/10/2023).
Hasil penelitian ini juga menyoroti betapa besar dampak duduk pada kesehatan pikiran dan tubuh, dan menunjukkan bahwa olahraga saja mungkin tidak cukup untuk melindungi diri dari risiko ini. Dampak buruk duduk telah diketahui sebelumnya, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan kematian dini. Bahkan bagi mereka yang berolahraga, duduk berlebihan dapat menghilangkan beberapa manfaat metabolisme yang diharapkan dari aktivitas fisik.
Penelitian ini mencari tahu apakah duduk juga berdampak pada kesehatan otak, dan hasilnya mengungkapkan bahwa duduk yang berlebihan meningkatkan risiko demensia. Risiko semakin besar bagi mereka yang menghabiskan lebih dari 10 jam sehari duduk, dan risiko demensia bahkan meningkat hingga 63 persen lebih tinggi pada individu yang duduk lebih dari 12 jam.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa olahraga tidak dapat sepenuhnya mengatasi dampak buruk duduk, karena orang yang berolahraga tetapi duduk sepanjang hari memiliki risiko yang sama tingginya terkena demensia.
Seorang profesor ilmu biologi dan antropologi di University of Southern California yang memimpin penelitian, David Raichlen memberikan panduan tentang bagaimana individu dapat mengurangi risiko demensia dengan menghindari perilaku duduk berlebihan. Menurut Raichlen, cara terbaik untuk mengurangi risiko demensia adalah dengan mengurangi duduk secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang tidak banyak bergerak selama 9,5 jam sehari tidak mengalami peningkatan risiko demensia.
Bagi pekerja yang harus berada lama di depan komputer disarankan....
Bagi mereka yang memiliki pekerjaan yang mengharuskan mereka menghabiskan banyak waktu di meja dan di depan komputer, Raichlen merekomendasikan mencari peluang untuk bergerak lebih sering. Ini bisa mencakup berjalan-jalan di sekitar kantor saat menelepon, menjadwalkan pertemuan yang melibatkan berjalan, atau bahkan mengganti waktu makan siang dengan berjalan.
Selain itu, penting untuk mencatat berapa jam yang dihabiskan untuk duduk dalam sehari. Raichlen menekankan bahwa jika waktu duduk mencapai atau melebihi 10 jam, individu sebaiknya lebih banyak bergerak dan mengurangi penggunaan Zoom.
Meskipun penelitian ini hanya menunjukkan hubungan asosiatif antara duduk berlebihan dan risiko demensia, tidak dapat membuktikan bahwa duduk menyebabkan penurunan kognitif. Namun, terdapat dugaan bahwa perilaku duduk dapat memengaruhi aliran darah otak dengan mengurangi pasokan oksigen dan bahan bakar ke otak. Selain itu, duduk berlebihan juga dapat memengaruhi pola makan dan kesehatan otak dalam jangka panjang.