Meski Diminta Rakyat, Anak Umar bin Khattab Patuh Larangan Ayah Jangan Jadi Kepala Negara

Umar bin Khattab melarang anaknya menjadi kepala negara.

Al Arabiya
Diminta Rakyat, Anak Umar bin Khattab Patuhi Larangan Ayah tak Boleh Jadi Kepala Negara. Foto: Umar bin Khattab
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Ada kisah keteladanan yang diberikan oleh Amirul Mukminin Khalifah Umar bin Khattab soal kekuasaan. Menjelang Umar bin Khattab meninggal dan dalam keadaan sekarat karena ditikam oleh seorang budak Persia, dia memberikan arahan kepada kaum Muslimin soal pemilihan khalifah penggantinya. Salah satu arahan itu adalah, dia melarang anak-anaknya menjadi pejabat dan khalifah (kepala negara).

Baca Juga


Padahal, beberapa kaum Muslimin yang hadir mendengar arahan Umar itu, menyarankan kepada Umar bin Khattab untuk memilih anaknya, Abdullah bin Umar sebagai penggantinya. "Ya Amirul Mukminin, anak paduka itu lebih layak menerima jabatan khalifah ini, jadikan sajalah dia menjadi khalifah, kami akan menerimanya," kata sebagian Muslimin pada saat itu.

Namun, Umar menjawab, "Tidak ada kaum keturunan Al Khattab hendak mengambil pangkat khalifah ini untuk mereka, Abdullah tidak akan turut memperebutkan pangkat ini."

Setelah itu, Umar bin Khattab menoleh ke arah Abdullah bin Umar, anaknya. "Anakku Abdullah, sekali-kali jangan, sekali-kali jangan engkau mengingat-ingat hendak mengambil jabatan ini!"

"Baiklah ayah," jawab Abdullah bin Umar.

Wasiat dari ayahnya ini, dipatuhi oleh Abdullah bin Umar. Sehingga, sampai kepada masa perebutan khalifah di antara Ali dan Muawiyah, Abdullah menjadi sosok yang netral.

 

 

Infografis Belajar Menghadapi Cobaan dari Nabi Muhammad - (Republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler