Kisah Umar Bin Khattab Marah Saat Anaknya Dapat Privilese Sebagai Putra Khalifah

Umar marah karena unta peliharaan anaknya lebih gemuk daripada unta Baitul Mal.

google.com
Umar bin Khattab marah saat anaknya Abdullah bin Umar mendapatkan hak istimewa (privilege) sebagai putra khalifah.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemimpin yang bisa diteladani adalah Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Sahabat Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam ini pernah memarahi anaknya, Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu gara-gara dinilai telah memanfaatkan hak istimewa (privilege) sebagai anak raja atau khalifah. Padahal, Abdullah tidak sengaja atau bahkan tidak mengetahui mendapatkan privilese dalam pemeliharaan unta. Bagaimana kisahnya?

Menjadi anak Umar tak lantas membuat Abdullah hidup bergelimang harta dan bermewah-mewahan. Bahkan, khalifah pengganti Abu Bakar Radhiyallahu anhu itu tidak pernah memberikan fasilitas ala raja atau sultan kepada anaknya, terutama dalam berbisnis.

Hal itu dirasakan Abdullah bin Umar yang pernah berbisnis unta. Abdullah membeli seekor unta yang amat kurus, lalu menggembalakannya di padang rumput di Madinah. Padang rumput tersebut menjadi tempat unta-unta sedekah milik Baitul Mal dan milik warga mencari makan.

Suatu hari, Umar bin Khatab pergi untuk menjalankan pemeriksaan. Seperti dikisahkan dalam dalam buku Umar bin Khatab, Kehidupan Umar dalam Keluarga, Umar saat sedang memeriksa melihat seekor unta yang gemuk. Unta itu berbeda dengan unta lainnya karena pertumbuhannya yang baik.

Lalu, Umar bertanya, “Siapakah pemilik unta ini?” mereka menjawab “Unta Abdullah bin Umar."

Umar pun terkejut mengetahui pemilik unta gemuk itu. “Bagus! Bagus sekali wahai anak Amirul Mukminin,” kata Umar.

Kemudian Umar mengutus orang untuk memanggil Abdullah. Putranya tersebut pun datang dengan tergesa-gesa.

Baca Juga


Ketika Abdullah sampai di hadapan ayahnya....

Abdullah Dimarahi Umar

Ketika Abdullah sampai di hadapan ayahnya, Umar mengelus-elus ujung janggutnya (jenggot) kebiasaanya ketika menghadapi urusan yang genting dan berkata kepada anaknya, “Unta apakah ini Abdullah?”

“Unta ini aku beli menggunakan uangku sendiri,” jawab Abdullah.

“Unta ini dulunya sangat kurus, lalu aku gembalakan di padang rumput, setelah sekian lama unta ini menjadi gemuk. Aku memperdagangkannya agar memperoleh keuntungan seperti yang diharapkan oleh orang lain,” kata Abdullah menjelaskan kepada ayahnya.

Umar membantahnya dengan nada keras yang meluap-luap, "Lalu ketika orang-orang melihat unta ini, mereka berkata, gembalakannya unta anak Amirul Mukminin, rawatlah, berilah minum secukupnya, sehingga untamu menjadi gemuk dan berlipat keuntunganmu. Hai anak Amirul Mukminin!"

Lalu, Umar melanjutkan, “Hai Abdullah bin Umar, ambillah modal awal pokok yang kamu gunakan untuk membeli unta ini, dan kembalikan semua keuntungannya ke Baitul Mall."

Abdullah bin Umar pun tak marah. Dia mengikuti perintah ayahnya untuk hanya mendapatkan kembali modal dari unta yang dipeliharanya tersebut, sementara keuntungannya dimasukkan ke Baitul Mal.

Umar sepertinya khawatir...

Umar Khawatir Unta Anaknya Diurus Lebih Baik

Umar tampak sangat khawatir. Sebab, unta itu tumbuh dengan baik dan kecukupan lantaran mendapatkan perhatian lebih dari petugas padang rumput, karena unta tersebut milik anak Amirul Mukminin.

Umar khawatir karena tahu unta tersebut milik Abdullah, unta itu tidak ada yang mengganggu ketika makan. Sedangkan unta-unta lain berukuran wajar karena pemiliknya adalah warga biasa.

Tak hanya soal unta, di lain waktu Umar juga marah kepada Abdullah saat berkunjung ke rumah anaknya tersebut. Umar melihat Abdullah sedang makan daging, Umar geram melihat itu.

“Apakah karena engkau anak dari Amirul Mukminin lalu engkau makan daging dengan nikmat, sementara orang-orang di luar sana sedang dalam keadaan susah? Tidakkah cukup roti dengan garam? Roti dengan minyak?"

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler