Hari Santri Nasional dan Momentum Kebangkitan Santripreneur

Pesantren mempunyai potensi kewirausahaan tinggi.

ANTARA/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi Pondok Pesantren. Pesantren mempunyai potensi kewirausahaan tinggi
Red: Nashih Nashrullah

Oleh : Fathan Subchi, Wakil Ketua Komisi XI DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Bangsa Indonesia baru saja merayakan hari santri yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. Hari Santri sudah selayaknya menjadi momentum penting untuk menghargai dan mempromosikan peran santri dalam mendukung ekonomi Indonesia.

Baca Juga


Dari sekian juta santri yang tersebar di berbagai Pesantren tidak hanya berperan dalam peningkatan moral dan agama, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.

Salah satu potensi strategis yang dimiliki para santri adalah kemampuan menggerakkan sektor riil di lingkungannya masing-masing melalui spirit kewirausahaan (enterpreneurship).

Kewirausahaan selama ini menjadi kekuatan pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Kewirausahaan sebagai salah satu roda penggerak ekonomi nasional dapat mendorong lahirnya inovasi, penciptaan lapangan kerja baru, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, semangat kewirausahaan memang tumbuh pesat. Namun sayangnya, jumlah wirausahawan di Indonesia relatif masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru 3,5 persen, hanya separuh dari Singapura yang mencapai 8,8 persendari total penduduk. Bahkan di negara-negara maju rasionya rata-rata di atas 10-12 persen.

Padahal untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045, salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah melahirkan lebih banyak wirausahawan baru sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan per kapita penduduk.

Pemerintah sendiri melalui Peraturan Presiden No 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional telah menetapkan target rasio kewirausahaan dapat mencapai 3,95 persen pada 2024.

Sebetulnya Indonesia memiliki modalitas yang besar dalam mencetak para enterpreneur baru utamanya dari kelompok pemuda, termasuk para santri yang jumlahnya jutaan tersebar di berbagai pesantren.

Baca juga: Secarik Alquran Bertuliskan Ayat As-Saffat Ditemukan di Puing Masjid Gaza, Ini Tafsirnya

Terlebih lagi Indonesia tengah memasuki era bonus di mana 69,3 persen penduduk merupakan penduduk berusia produktif. Namun, potensi besar yang dimiliki oleh pesantren dalam mendorong kewirausahaan santri belum sepenuhnya dioptimalkan.

Dengan keberadaan pesantren yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di pedesaan sesungguhnya menjadi aset penting negara dalam konteks mendukung upaya peningkatan jumlah entrepreneur.

Selama ini, pesantren mampu memberikan landasan pendidikan dan mental yang kuat kepada santri. Bukan hanya pendidikan pada aspek agama saja, santri juga mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk ekonomi dan bisnis. Pesantren membekali santri dengan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam sektor ekonomi.

Peran santri dalam perekonomian Indonesia sangat penting. Mereka membawa pengetahuan, keterampilan, dan etika kerja yang dapat membantu memajukan ekonomi negara ini.

Penting bagi pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk mendukung dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki santri dalam membangun perekonomian Indonesia.

 

Kebangkitan kewirausahaan santri

Pesantren memiliki fungsi strategis dalam menempa santri untuk peningkatan kemampuan kewirausahaan dan prinsip-prinsip bisnis selama di pesantren. Skill santri dalam memasuki dunia enterpreneurship diasah Pesantren melalui partisipasi santri dalam pengelolaan aset pesantren, memproduksi barang-barang seperti pakaian, kerajinan tangan, makanan, serta menjalankan usaha kecil-kecilan.

Santri sering kali terlibat dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya lokal, seperti pertanian, perikanan, dan kerajinan. Dengan demikian, santri berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi daerah mereka sendiri.

Santri, yang menghabiskan sebagian besar waktunya di pesantren untuk mendalami ilmu agama, memiliki potensi besar sebagai wirausahawan. Di balik potensi santri dalam berwirausaha, mereka memiliki berbagai modalitas yang mendukung kemampuan dalam kewirausahaan.

Pertama,  etika kerja yang kuat karena santri telah dididik nilai-nilai etika dan integritas di dalam pendidikan agama para santri. Bekal ini lah yang menjadikan santri mampu menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip yang benar dan adil. 

Kedua, santri memiliki keterampilan kepemimpinan dimana pengalaman memimpin tersebut didapatkan santri saat berorganisasi di pesantren. Keterampilan dalam memimpin itu lah yang dibutuhkan dalam menjalankan dunia bisnis.

Ketiga, santri memiliki kreativitas dan inovasi yang baik karena selama di pesantren terus didorong agar memiliki pemikiran yang kritis dan inovatif dan bahkan seringkali diajarkan untuk berpikir "out of the box" dalam menemukan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi.

Upaya pemerintah tingkatkan kualitas pendidikan pesantren - (Republika.co.id)

Keempat, santri memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan sering terlibat dalam aktivitas sosial sehingga nilai-nilai sosial dan etika yang dimiliki santri tersebut menjadi aset berharga dalam dunia bisnis.

Optimalisasi

Di tengah lingkungan pesantren yang sangat ideal dalam mencetak santripreneur, masih terdapat beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mendukung promosi kewirausahaan di lingkungan Pesantren.

Pertama, pesantren perlu mengintegrasikan dan memperbaharui mata pelajaran kewirausahaan di dalam kurikulum Pesantren. Hal ini akan sangat membantu para santri untuk memahami dasar-dasar bisnis, manajemen keuangan, dan berbagai aspek kewirausahaan lainnya.

Kedua, pesantren perlu mendirikan pusat kewirausahaan yang berfungsi sebagai tempat para santri mengembangkan ide bisnis, memulai bisnis dari seluruh tahapan serta mendapatkan evaluasi dan saran dari mentor bisnis di pusat kewirausahaan tersebut.

Ketiga, pesantren juga perlu menjalin kerja sama dengan industri maupun pelaku bisnis yang sudah berhasil sehingga menjadi media transfer of knowledge bagi para santri melalui kesempatan magang, belajar, dan berpartisipasi dalam proyek-proyek riil di dunia bisnis. 

Keempat, dalam memulai usaha maupun melakukan ekspansi bisnis tentunya santri membutuhkan dukungan keuangan atau tambahan modal sehingga perlu disiapkan program pinjaman khusus bagi santri dengan difasilitasi akses terhadap modal usaha.

Kelima, dukungan modal untuk memulai usaha santri tersebut dapat dijalankan secara kolektif melalui pembentukan komunitas kewirausahaan di Pesantren sehingga para santri dapat saling berbagi ide, pengalaman, dan motivasi dalam pengembangan bisnis mereka. 

Keenam, salah satu strategi untuk memacu semangat wirausaha santri yaitu dengan membuat kontes atau kompetisi bisnis baik di internal Pesantren itu sendiri maupun kompetisi antar Pesantren sehingga diharapkan dapat memotivasi santri untuk melahirkan ide-ide kreatif dalam dunia bisnis.

Melalui kompetisi bisnis tersebut pada gilirannya juga dapat mendorong Pesantren untuk berlomba-lomba menunjukkan prestasinya dalam mencetak santripreneur sehingga menjadi kebanggaan Pesantren dan santri.

Baca juga: Temuan Arkeologis Barat Ini Kuatkan 15 Fakta Kerajaan Saba yang Dikisahkan Alquran

Akhirnya melalui upaya optimalisasi kewirausahaan di kalangan pesantren dan santri tersebut dapat menjadi langkah nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia.

Dengan bekal etika kerja yang kuat, inovasi, kreativitas, dan keterampilan kepemimpinan yang didapatkan santri selama pendidikan di Pesantren maka akan menjadi potensi besar dalam mencetak santripreneur sukses.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Hari Santri yang kita rayakan kali ini menjadi momentum kebangkitan kewirausahaan santri dalam rangka memajukan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler