Ganjar Diskusikan Kerukunan dengan Syekh Ammar dari Palestina

Ganjar mendengarkan cerita Syekh Ammar yang sangat mencintai Indonesia.

AP Photo/Dita Alangkara
Ganjar Pranowo
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo menghadiri acara Haul Akbar Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang diadakan di Ponpes Roudlotussholihin Purwosari, Lampung. Dalam acara tersebut, ia berdiskusi dengan cucu Syekh Abdul Qadir Al Jailani, yaitu Syech Ammar Azmi Al Rafati Al Jailani Al Hasani yang berasal dari Palestina.


Ganjar mendengarkan cerita Syekh Ammar yang sangat mencintai Indonesia. Termasuk berbagi cerita tentang betapa Indonesia dianggap sebagai negara yang sangat aman.

Syekh Ammar juga menjelaskan, Indonesia memiliki banyak ulama yang mendorong literasi keagamaan dan kerukunan antarumat beragama. Toleransi dan moderasi dalam beragama sangat berkembang dengan baik di negara ini.

"Ketertarikan saya saat berkunjung ke Bali menghadiri acara Nahdlatul Ulama. Di sana saya melihat tidak hanya orang Islam, tapi agama lain juga ikut membantu dan semua rukun. Saya melihat Islam di Indonesia indah," ujar Syekh Ammar.

Karenanya, ia berkeinginan untuk mendalami konsep Pancasila dan berbagi pengetahuannya dengan negara-negara lain. Terutama di wilayah Timur Tengah yang seringkali dilanda konflik antar kelompok.

"Fenomena di negara Timur Tengah sering terjadi perang karena beda golongan. Maka konsep Pancasila ini dibutuhkan di negara-negara itu," ucap Syekh Ammar.

Ganjar menyambut baik keinginan Syekh Ammat tersebut. Khususnya terkait Pancasila yang ingin dipelajari oleh cucu Syekh Abdul Qadir Al Jailani tersebut.

"Cerita yang beliau sampaikan ini menarik dan memang banyak negara di luar sana yang ingin mendalami Pancasila. Saya tawarkan beliau bertemu beberapa teman yang memang concern terkait Pancasila untuk melakukan penelitian," ujar Ganjar.

"Dan memang benar, kalau beliau meneliti Pancasila dan bisa membawa nilai-nilai itu ke negara lain, maka kita semua bisa hidup damai dengan berbagai kelompok," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler