Inggris Tertarik Kembangkan Energi Hijau di Asia Tengah
Asia Tengah menjadi wilayah potensial untuk pengembangan energi baru terbarukan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris dilaporkan tertarik untuk mengembangkan energi hijau di kawasan Asia Tengah. His Majesty Trade Commissioner untuk Wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah, Kenan Poleo, mengatakan bahwa Asia Tengah memiliki populasi gabungan sebesar 70 juta jiwa, menjadikannya sebagai kawasan yang potensial untuk pengembangan energi baru terbarukan.
“Asia Tengah menonjol sebagai wilayah yang sangat dinamis dan ambisius. Sejak tahun lalu, volume perdagangan antara Inggris dan Asia Tengah telah mengalami peningkatan yang stabil dan mencapai sekitar 2,5 miliar poundsterling pada tahun 2023. Jadi tidak mengherankan jika inisiatif energi bersih terbarukan menghasilkan peluang bisnis baru yang menarik,” kata Poleo seperti dikutip dari Trend, Senin (30/10/2023).
Beberapa proyek yang sudah berjalan, kata Poleo, juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Di Kazakhstan misalnya, perusahaan konsultan terkemuka Inggris, Genesis, telah dikontrak oleh Svevind untuk membangun proyek hidrogen hijau yang diklaim terbesar dalam skala global.
Sementara itu, di Uzbekistan, Pemerintah telah mengumumkan rencana induk sektor tenaga listrik hingga tahun 2030, dengan komitmen untuk meningkatkan energi bersih. "Mott MacDonald adalah konsultan utama dan penasihat teknis untuk pelaksanaan masterplan tersebut. Selain itu, perusahaan Inggris Worley adalah Konsultan Manajemen Proyek untuk pembangkit listrik tenaga angin 1,5 GW yang sedang dikembangkan di Uzbekistan," jelas dia.
Poleo juga mengklaim bahwa teknologi pertambangan Inggris merevolusi industri global, dan menangani berbagai masalah mulai dari limbah pertambangan hingga perlindungan keanekaragaman hayati dengan cara-cara inovatif yang lebih baik bagi Bumi.
Selain itu, permintaan untuk bahan baku penting tumbuh dengan cepat karena pemerintah dan bisnis bertindak untuk mencapai emisi Net Zero.
“Inggris berada di garis depan dalam survei geologi dan pemetaan mineral penting. Membantu menemukan mineral yang dibutuhkan dunia, untuk mencapai tujuan iklim kita, dengan cara yang seefisien mungkin,” kata dia.
Sementara itu, pada September, British Geological Survey (BGS) dan Survei Geologi Nasional Kazakhstan menandatangani Nota Kesepahaman untuk bekerja sama di bidang geologi. Kerja sama yang menjanjikan ini akan membantu memadukan keahlian BGS selama hampir 200 tahun dengan komitmen dan ambisi Survei Geologi Nasional Kazakhstan. Ruang lingkup kerja sama ini akan mencakup pertukaran pengalaman dan keahlian dalam menerapkan teknologi canggih di bidang geologi, basis data geologi, dan peta.
“Di Asia Tengah, Kazakhstan memiliki potensi yang sangat besar, kami memiliki keahlian, bersama-sama kita dapat mencapai banyak hal di bidang ini dan MOU merupakan langkah besar menuju kerja sama lebih lanjut," jelas pejabat British Geological Survey.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Inggris berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan energi dengan negara-negara Asia Tengah, termasuk melalui jaringan transportasi yang berkelanjutan.