Warga Asing Mulai Meninggalkan Gaza Melalui Perbatasan Rafah
Gerbang Rafah mulai dibuka hari ini, Rabu (1/11/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Gerbang penyeberangan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza disebut akan dibuka pada Rabu (1/11/2023) untuk mengevakuasi warga asing dari Gaza. Hal itu diungkap Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
“Penyeberangan Rafah kemungkinan akan dibuka hari ini untuk kelompok negara asing pertama,” kata Cleverly lewat akun X resminya.
"Tim Inggris siap membantu warga negara Inggris segera setelah mereka dapat pergi. Sangat penting bahwa bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dapat memasuki Gaza secepat mungkin," tambah Cleverly.
Sementara itu, media Al Arabiya melaporkan, sejumlah pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan wilayah tersebut melalui Rafah pada Rabu. Itu merupakan pertama kalinya terdapat lalu lintas manusia sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menurut informasi yang dihimpun AlArabiya, sekitar 400 warga asing dan individu berkewarganegaraan ganda akan meninggalkan Gaza pada Rabu. Sekitar 90 orang yang sakit dan terluka juga bakal diizinkan keluar dari Gaza.
Menurut seorang sumber, Qatar telah memediasi kesepakatan antara Mesir, Israel, dan Hamas, serta berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS), yang akan memungkinkan dilakukannya evakuasi terbatas dari Gaza. Kesepakatan tersebut akan memungkinkan pemegang paspor asing dan sejumlah orang yang terluka para untuk pergi lewat perbatasan Rafah.
Kendati demikian, belum ada informasi tentang berapa lama Rafah bakal dibuka untuk proses evakuasi. Sementara itu dalam pernyataannya pada Selasa (31/10/2023) lalu, Juru Bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaida mengatakan, Hamas telah menyampaikan kepada mediator bahwa mereka siap membebaskan sekitar 200 orang yang disandera sejak 7 Oktober 2023 lalu. Dalam pernyataannya, Abu Ubaida tak memberikan keterangan mendetail tentang berapa banyak orang yang sedang disandera Hamas, termasuk identitas kebangsaan mereka.
Sejak dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 8.600 warga Palestina di Jalur Gaza terbunuh. Sementara korban luka melampaui 21 ribu orang. Agresi Israel juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.