The Fed Pertahankan Suku Bunga, Apa Inflasi AS akan Terkendali?

Inflasi telah turun, tapi masih jauh di atas target kami sebesar dua persen.

AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Gubernur The Fed, Jerome Powell
Rep: Novita Intan Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, mempertahankan suku bunga stabil karena para pengambil kebijakan berjuang untuk menentukan apakah kondisi keuangan sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi, atau apakah perekonomian yang terus melampaui ekspektasi mungkin memerlukan lebih banyak langkah pengendalian.

Baca Juga


Seperti dilansir dari laman Reuters, Kamis (2/11/2023), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan situasi ini masih menjadi teka-teki, dan para pejabat bank sentral AS bersedia menaikkan suku bunga lagi jika kemajuan dalam inflasi terhenti. Fed khawatir kenaikan suku bunga berbasis pasar mungkin mulai membebani perekonomian secara signifikan, termasuk pada dinamika pertumbuhan lapangan kerja dan upah yang stabil. Fed berusaha tidak mengganggu lebih dari yang diperlukan.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan bulanan Fed berakhir, Powell mengatakan, tindakan yang lebih baik untuk saat ini, mengingat ketidakpastian yang terjadi, adalah mempertahankan suku bunga acuan The Fed dalam kisaran 5,25 persen-5,50 persen. Fed masih akan melihat bagaimana data pekerjaan dan harga berkembang antara saat ini dan pertemuan kebijakan berikutnya pada Desember.

Sekitar 20 bulan setelah The Fed melakukan pengetatan kebijakan moneter yang agresif, Powell mengatakan masih belum jelas apakah kondisi keuangan secara keseluruhan masih cukup ketat untuk mengendalikan inflasi sehingga ia menganggap masih jauh di atas target bank sentral sebesar dua persen.

"Inflasi telah turun, tapi masih jauh di atas target kami sebesar dua persen. Data yang baik dalam beberapa bulan hanyalah permulaan dari apa yang diperlukan untuk membangun kepercayaan," kata Powell.

Inflasi tahunan, berdasarkan ukuran pilihan The Fed, sebesar 3,4 persen pada September bulan ketiga berturut-turut. Tidak termasuk biaya makanan dan energi yang bergejolak, angkanya sebesar 3,7 persen, sedikit berubah dari Agustus.

Ketika ditanya apakah The Fed mempertahankan bias terhadap kenaikan suku bunga dibandingkan mempertahankan kebijakannya. "Itulah pertanyaan yang kami ajukan. Haruskah kami menaikkan suku bunga lagi?" ucap Powell.

Namun Ketua Fed juga mengakui bahwa kenaikan imbal hasil obligasi Treasury, suku bunga KPR rumah, dan biaya pembiayaan lainnya yang didorong oleh pasar baru-baru ini dapat berdampak pada perekonomian selama hal tersebut terus berlanju. Sehingga para pejabat Fed akan memperhatikan dampak tersebut dengan cermat, mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga kebijakan bank sentral lagi.

 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler