Universitas BSI Adakan FGD untuk Matching Fund
FGD wujud dukungan terhadap dosen-dosen yang akan mengajukan proposal matching fund.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) sebagai wujud dukungan terhadap dosen-dosen yang akan mengajukan proposal matching fund. Matching fund atau yang sekarang disebut dengan dana padanan merupakan dukungan dari pemerintah terhadap dana dan/atau sumber daya yang telah disediakan oleh pihak mitra untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Kegiatan FGD ini diadakan secara hybrid pada hari Senin, 23 Oktober 2023. Hadir dalam kegiatan ini Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) Indonesia, yaitu Prof Zainal A Hasibuan, wakil rektor I bidang akademik Diah Puspitasari.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Diah Puspitasari mengatakan, FGD ini bertujuan untuk mendiskusikan berbagai kriteria yang diperlukan supaya proposal matching fund yang diajukan berpotensi lolos mendapatkan dana padanan pada 2024.
“Pada acara ini, peserta terlibat secara aktif melakukan diskusi di mana peserta tidak hanya mendengarkan pembicara, tetapi juga bertanya mengenai mitra yang diperlukan dalam dana padanan serta pengadaan alat dan barang. Terus semangat kepada dosen Universitas BSI untuk meningkatkan dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tridharma khususnya di bidang penelitian,” kata Diah dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/11/2023).
Sementara itu, Kepala LPPM (Lembaga Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat) Universitas BSI Dr Taufik Baidawi juga menyampaikan dana padanan tahun 2024 merupakan kesempatan bagi dosen untuk aktif mengikuti dan berpotensi untuk mendapatkan dana hibah dari kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan oleh kelompok dosen.
“Terima kasih atas dukungan lembaga yang terus mendukung dan menfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sampai dengan pendampingan yang dilakukan hari ini. Harapannya agar proposal yang disubmit dapat lolos pendanaan hibah dana padanan tahun 2024,” ujar Taufik.
Pada kesempatan yang sama Prof Zainal A Hasibuan menyampaikan, dalam kegiatan ini, draf proposal yang sudah dimiliki oleh calon pengusul dilakukan review untuk melihat kebaruan ide, metodologi, kelayakan anggaran, dan dampak yang diusulkan pada proposal sehingga calon pengusul dapat memperbaiki kekurangan pada proposal sebelum diajukan.
“Kegiatan hibah matching fund dimulai dari permasalahan dari DUDI dan pemerintah dilanjutkan dengan pitching (interview dengan reviewer), kegagalan saat pitching itu biasanya karena kurang selarasan antara mitra DUDI atau pemerintah dengan proposal yang dituliskan oleh pengusul. Jadi, koordinasi dengan mitra itu sangat penting untuk kesuksesan saat pitching,” ujar Zainal.