Mentan Ingin ICMI Garap Pertanian untuk Wujudkan Swasembada

Indonesia saat ini impor 3,5 juta ton beras.

Antara/Muhammad Mada
Foto udara petani memanen padi menggunakan mesin pertanian di Padang, Trucuk, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (25/10/2023). Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras dalam negeri mencapai 35 juta ton pada 2024 dan jumlah ini naik dibandingkan target 2023 yang sejumlah 31 juta ton
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ingin kader Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang belum tergarap.

"Sektor pertanian ini dapat membuat Indonesia menguasai dunia. Ingat kita ini harus menjadi lumbung pangan bagi negara lain dan lahan 10 juta ha ini bisa kita siapkan untuk generasi kita di masa mendatang," kata Mentan Amran dalam acara National Leadership Camp ICMI, seperti yang dikutip di Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Menurut Amran, 10 juta lahan rawa tanah mineral tersebut apabila digarap secara optimal dapat memberikan dampak besar terhadap produksi nasional. Ia pun merasa yakin swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian dari semua pihak.

Ia menegaskan bahwa sudah saatnya Indonesia mengembalikan keadaan dari importir beras dan beberapa komoditas menjadi negara ekspor pangan dunia. Produksi nasional, dinilainya dapat ditingkatkan melalui penyediaan benih, pupuk, alsintan hingga memperkuat kerjasama dan kolaborasi dengan semua pihak.

"Kita sekarang ini impor 3,5 juta ton beras dan ini angka yang sangat besar sekali. Karena itu kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bagaimanapun juga kita harus bisa mengekspor pangan terutama untuk kemanusiaan," ucapnya.

Ditambahkan Amran, dunia saat ini tengah dihadapkan pada krisis pangan akibat kondisi geopolitik dunia dan dampak perubahan iklim sehingga setiap negara fokus untuk menyediakan kebutuhannya masing-masing.

Oleh karenanya, krisis pangan yang ada di depan mata hanya bisa diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian. Dia berharap agar krisis yang terjadi saat ini jangan sampai berlanjut karena dapat berakibat buruk pada krisis politik yang mengarah pada kekacauan.

"Saya selalu katakan kalau krisis pangan ini terjadi maka akan menjadi krisis politik pemerintahan dan akan menjadi kesulitan bagi kita semua. Sekali lagi mari kita tingkatkan produksi pertanian," kata dia.

Baca Juga


sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler