Iran Minta Rusia dan Cina Intervensi Gaza

Iran minta negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Cina dan Afsel untuk intervensi

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian telah mendesak negara anggota koalisi BRICS untuk melakukan intervensi untuk menghentikan kejahatan perang di Gaza
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian telah mendesak negara anggota koalisi BRICS untuk melakukan intervensi secara aktif, konstruktif, dan bertanggung jawab untuk menghentikan kejahatan perang Israel di Jalur Gaza. Desakan itu disampaikan Amirabdollahian lewat surat yang dikirimkan ke masing-masing menlu anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

Dilaporkan Mehr News Agency, Senin (6/11/2023), dalam suratnya Amirabdollahian menyatakan keprihatinan dan kesedihan mendalam atas kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Dia kemudian meminta kelima negara anggota BRICS mengupayakan langkah-langkah konstruktif dan bertanggung jawab agar dapat menghentikan agresi Israel ke Gaza.

Selain itu, Amirabdollahian berharap negara anggota BRICS bisa meminta pertanggungjawaban para agresor pendudukan. Dia menyerukan BRICS segera memasukkan isu krisis Gaza ke dalam agendanya.

Pada Ahad (5/11/2023), Amirabdollahian turut mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. “Komunitas internasional harus melakukan mobilisasi untuk mencegah terjadinya Nakba lainnya,” tulis Amirabdollahian dalam suratnya untuk Guterres.

Nakba atau Malapetaka yang disinggung Amirabdollahian dalam suratnya adalah momen terusirnya lebih dari 700 ribu warga Palestina ketika Israel berdiri pada 1948. Amirabdollahian memperingatkan bahwa kelambanan komunitas internasional dalam menghadapi kejahatan rezim Israel di Jalur Gaza akan membuka jalan bagi terjadinya genosida.

Terkait pertempuran di Gaza saat ini, telah beredar dokumen dari Kementerian Intelijen Israel. Dalam dokumen bertanggal 13 Oktober 2023 itu, Menteri Intelijen Israel Gila Gamliel mengusulkan pemindahan lebih dari 2 juta penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai.

Hal tersebut akan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan kota-kota tenda di Sinai. Kedua, pembentukan koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga Palestina melarikan diri, diikuti pembangunan kota-kota di Sinai Utara. Terakhir, Israel akan menetapkan tanah tak bertuan beberapa kilometer jauhnya di dalam wilayah Mesir untuk memastikan bahwa warga Palestina tidak dapat kembali. Laporan yang disusun Gamliel juga menyerukan kerja sama antara Israel, negara-negara Arab, dan Eropa untuk juga menerima pengungsi Palestina.

Dalam laporannya Gamliel menyebut, hasil terbaik setelah perang dengan Hamas saat ini, yang akan memberikan hasil positif dan strategis jangka panjang bagi Israel, adalah pemindahan warga Palestina di Gaza ke Semenanjung Sinai.

Pemerintah Mesir telah dengan tegas menolak pemindahan warga Gaza ke Sinai. “Kami siap mengorbankan jutaan nyawa di setiap butir pasir di sini. Mesir tidak akan pernah membiarkan apa pun dikenakan padanya (Sinai),” ujar Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly saat berkunjung ke pangkalan militer Mesir di al-Arish, Sinai utara, 31 Oktober 2023 lalu

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler