36 Jurnalis Gugur dalam Serangan Israel ke Gaza
Perang Israel-Gaza telah menjadi periode empat pekan paling mematikan bagi jurnalis.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Senin (6/11/2023) menyatakan setidaknya 36 jurnalis dan pekerja media telah gugur semenjak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober.
Dalam sebuah pernyataan, serikat kebebasan pers yang berbasis di New York mengatakan korban jiwa termasuk 31 jurnalis Palestina, empat warga Israel, dan satu warga Lebanon. Organisasi tersebut mengatakan delapan jurnalis juga terluka, tiga lainnya hilang, dan delapan jurnalis ditangkap.
“Perang Israel-Gaza telah menjadi periode empat pekan paling mematikan bagi jurnalis yang meliput konflik sejak CPJ mulai mendokumentasikan kematian jurnalis pada 1992,” ujarnya, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Senin.
CPJ mengatakan sedang menyelidiki sejumlah laporan mengenai jurnalis lain yang terbunuh, hilang, ditahan, disakiti, diancam, dan kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis.
“CPJ menekankan jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara Sherif Mansour.
“Jurnalis di seluruh kawasan melakukan pengorbanan besar untuk meliput konflik yang memilukan ini. Masyarakat di Gaza, khususnya, telah menanggung dan terus menanggung kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghadapi ancaman yang sangat besar. Banyak di antara mereka yang kehilangan rekan kerja, keluarga, dan fasilitas media, serta melarikan diri untuk mencari keselamatan ketika tidak ada tempat berlindung atau jalan keluar yang aman,” lanjutnya.
Adapun tentara Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Setidaknya 9.770 warga Palestina, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 wanita, wafat dalam pengeboman Israel di Jalur Gaza. Menurut angka resmi, jumlah korban tewas di Israel hampir 1.600.
Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran, pasokan kebutuhan pokok bagi 2,3 juta penduduk Gaza semakin menipis akibat pengepungan Israel.