Waspada Hujan Deras dan Angin Kencang di Jabodetabek Dipicu Badai Bow Echo

Peneliti BRIN memprediksi hujan deras masih akan terjadi di Jabodetabek.

ANTARA FOTO/RIFQI RAIHAN FIRDAUS
Warga menerobos banjir yang merendam rumah di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Ahad (5/11/2023). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut sebanyak 54 RT di Jakarta seperti Cawang dan Kampung Melayu tergenang banjir setelah hujan mengguyur beberapa wilayah Jakarta pada Sabtu (4/11). `
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro, Haura Hafizhah

Baca Juga


Peneliti klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin dalam unggahannya di media sosial X mengungkapkan, struktur badai Bow Echo tampak jelas di atas Bogor, yang berpotensi meluas dan bergabung dengan sel hujan lain. Dengan mengingat konveksi laut yang sedang kuat, hujan deras dan angin kencang dapat terus terjadi di Jabodetabek. 

“Hujan deras teramati di Bogor, Depok, dan Jakarta. Struktur badai Bow Echo tampak jelas di atas Bogor, yang berpotensi meluas dan bergabung dengan sel hujan yang lain. Mengingat konveksi laut sedang kuat-kuatnya, hujan deras dan angin kencang dapat terus menghantam wilayah Jabodetabek,” kata Erma dalam cuitannya pada 5 November 2023, dikutip Senin (6/11/2023).

Di dalam unggahannya itu, Erma menyebutkan istilah Bow Echo. Kepada Republika, Erma menyampaikan penjelasan tentang istilah itu dengan memberikan tautan National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat. Di sana dijelaskan, istilah Bow Echo didasarkan pada bagaimana kumpulan hujan atau badai petir ‘membungkuk’ ketika angin kencang badai mencapai permukaan dan menyebar secara horizontal.

Bow Echo biasanya muncul dari sekelompok badai, tapi bisa juga dimulai hanya dari satu badai supercell. Ketika aliran udara turun yang didinginkan oleh hujan mencapai permukaan bumi, aliran tersebut menyebar secara horizontal. 

“Udara yang lebih dingin dan padat memeluk permukaan saat menyebar, memaksa udara hangat-lembab yang lebih ringan naik ke atmosfer. Batas antara udara yang didinginkan oleh hujan dan udara hangat-lembab disebut ‘gust front’,” begitu penjelasan di laman tersebut.

Udara yang didorong oleh ‘gust front’ memulai pembentukan sel badai petir baru berikutnya. Saat sel baru ini matang, hujan yang dihasilkannya memperkuat "kolam" udara yang didinginkan oleh hujan, sehingga hembusan angin tetap mempertahankan kekuatannya. 

Seiring bertambahnya ukuran kolam dingin, hal itu menyebabkan masuknya udara di sisi belakang kompleks badai petir. Hal itu menyebabkan arus ke atas miring ke arah tepi belakang. 

Memiringkan arus ke atas memungkinkan awan kumulonimbus meluas lebih jauh, meningkatkan cakupan hujan di udara yang, pada gilirannya, semakin menambah kumpulan udara dingin di bawah badai petir. Dan dengan demikian memperkuat ‘gust front’ sehingga menyebabkan awan tersebut membungkuk.

Membengkoknya ‘gust front' memaksa lebih banyak udara lembab hangat naik, menciptakan sel-sel badai petir baru, dan proses tersebut berulang. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan DKI Jakarta akan diguyur hujan sedang dan ringan, disertai petir atau kilat pada Selasa (7/11/2023) malam. Berdasarkan data perkiraan cuaca di laman resmi BMKG, yang dikutip Selasa dini hari, cuaca Jakarta pada Selasa pagi diperkirakan berawan di enam wilayah yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Pada Selasa siang, cuaca Jakarta di enam wilayah diperkirakan masih berawan. Cuaca berawan berganti menjadi hujan dengan intensitas ringan di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu pada Selasa malam, sedangkan hujan sedang membasahi wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

"Hujan disertai petir atau kilat," tulis BMKG dalam kolom peringatan dini.

Suhu Jakarta pada Selasa diperkirakan BMKG berkisar di 25-30 derajat Celcius, sedangkan tingkat kelembapan di 60-90 persen.

Antisipasi banjir

Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk antisipasi dampak musim hujan, salah satunya yaitu banjir. Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Hendri mengatakan ada lima upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh Dinas SDA. Pertama, optimalisasi pengoperasian sarana dan prasarana pengendali banjir. 

 

"Kedua, penanganan banjir rob melalui NCICD. Ketiga, pengerukan waduk, situ, embung, kali, sungai dan saluran. Keempat, pemeliharaan sarana dan prasarana. Kelima, pemetaan banjir dan genangan," kata Hendri dalam keterangan tertulis pada Senin (6/11/2023).

Hendri menambahkan berdasarkan data per 6 November 2023, di lima wilayah kota administrasi yang ada di Jakarta, Dinas SDA telah melakukan pengerukan sedimen lumpur dan sampah di waduk, situ, embung, kali dan sungai.

“Dalam melakukan pengerukan ini, Dinas SDA bersinergi dengan para Wali Kota, lintas dinas, kelurahan dan kecamatan di tiap wilayah dengan mengerahkan lebih banyak alat berat. Sehingga pengerukan sedimen lumpur dan sampah dapat dilakukan secara cepat dan optimal,” kata Hendri.

Hendri menjelaskan sarana dan prasarana juga disiagakan dan dipastikan dapat beroperasi dengan baik untuk mengantisipasi hal ini. "Sesuai arahan dari Pak Pj Gubernur Heru, kami di Dinas SDA secara konsisten untuk terus melakukan berbagai upaya mengantisipasi dampak musim hujan dan memperkuat sinergi dengan berbagai pihak," kata dia.

Berdasarkan data per Senin kemarin, tersedia pompa stationer sebanyak 578 unit di 202 lokasi. Alat berat sebanyak 251 unit, pasukan biru sebanyak 4.189 personie, pompa mobile sebanyak 539 unit dan pintu air sebanyak 845 unit di 589 lokasi.

"Meski demikian, peran dan kerja sama warga untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya serta menjaga kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya genangan saat musim hujan," kata Hendri.

Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler