UGM dan Unjaya Ikut Penanganan Stunting di Gunungkidul
Penyuluhan kepada kelompok ibu PKK diharapkan dapat memberikan wawasan baru.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan tim Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan kasus stunting di Desa Sumberwungu, Tepus, Gunungkidul. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan stunting dilakukan melalui penerapan teknologi tepat guna untuk mendukung program ketahanan pangan dan kesehatan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama empat bulan dengan dua mitra sasaran yaitu Kelompok Griya Peternakan dan Kelompok PKK.
Salah satu anggota tim dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof Pudji Astuti mengatakan kegiatan pengabdian yang dilakukan berupa pemberdayaan kelompok ternak melalui budidaya ternak ayam melalui pemberian pakan ayam Gamallus Forte dari hasil riset UGM yang telah dipatenkan. Selanjutnya untuk sasaran kelompok ibu PKK, mereka diajak mampu mengolah pangan fungsional dari bahan baku ayam dari hasil pakan ternak ayam Gamallus Forte.
"Sasaran dari dua kelompok ini diharapkan bisa mendukung upaya pencegahan stunting di desa Sumberwungu,” kata Pudji dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (8/11/2023) di kampus UGM.
Kegiatan yang dilakukan selama empat bulan ke depan dan dimulai pada 27 Oktober lalu. Pudji Astuti menjelaskan tim dari UGM dan Unjaya juga melakukan pelatihan rutin kepada kelompok ibu PKK tentang Pemberian Makan Bayi Anak (PMBA), pemeriksaan antropometri balita stunting, parenting education pola asuh gizi pada ibu balita stunting dan kader, dan pemberian hasil ternak ayam pada balita stunting.
Anggota tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Unjaya, Tri Sunarsih mengatakan penyuluhan kepada kelompok ibu PKK diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai pentingnya peran mereka dalam membentuk pola asuh anak yang sehat. Sebab, umumnya balita yang mengalami stunting memerlukan asupan gizi yang lengkap, sebagaimana direkomendasikan oleh pemerintah dalam makanan harus mencakup protein nabati dan hewani, serta nutrisi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal.
"Dalam penyuluhan ini, para peserta diajarkan tentang cara memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup, serta pola asuh yang mendukung perkembangan fisik dan mental yang optimal," paparnya.
Namun yang tidak kalah lebih penting menurutnya adalah pola asuh anak oleh orangtua harus tepat dengan memberikan perhatian khusus terhadap pemenuhan kebutuhan gizi dan stimulus pada perkembangan anak. "Kehadiran orangtua sebagai pemimpin dalam menciptakan pola makan sehat dan mendukung pertumbuhan anak sangat krusial. Dengan begitu, kita dapat membantu anak-anak stunting untuk tumbuh sehat dan mencapai potensinya sepenuhnya," katanya.
Lurah Sumberwungu, Ismoyo, mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan pengabdian yang dipusatkan di desanya sehingga bisa menurunkan angka stunting di desa tersebut. Kegiatan ini menurutnya sangat mendukung rencana program pembangunan kesehatan dan kesejahteraan warga Sumberwungu. "Kegiatan ini mendukung program kelurahan lewat pemberian hasil ternak ayam pada balita stunting dan penyuluhan kader sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan anak-anak desa di sini," katanya.
Seperti diketahui, kegiatan pengabdian yang dikemas lewat program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) beranggotakan tim dari UGM dan Unjaya. Adapun tim dosen yang berasal dari Universitas Gadjah Mada diketuai oleh Prof Pudji Astuti beranggotakan Prof Sarmin, Andriyani Astuti, dan Claude Mona Airin. Sementara tim Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) diketuai oleh Endah Puji Astuti beranggotakan Krisna Mutiara Wati, Muhammad Erwan Syah, dan Tri Sunarsih.