'Aksi Boikot Produk Israel Mulai Ada Pengaruhnya'

Hanya saja, pengaruh boikot produk Israel ini kecil.

DBS
Boikot produk Israel dan pro-Israel
Rep: Iit Septyaningsih Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, aksi boikot produk pro Israel yang dilakukan masyarakat berpengaruh terhadap realisasi investasi. Hanya saja pengaruhnya tidak besar.

Baca Juga


"Ada (pengaruhnya) tapi belum dalam. Itu karena (aksi boikotnya) baru. Jadi ada, sekali pun kecil," ujar Bahlil saat ditanya Republika usai menghadiri Anugerah Layanan Investasi (ALI) 2023 di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Meski begitu, ia yakin target realisasi investasi 2023 yang sebesar Rp 1.400 triliun tetap tercapai. Menurutnya, aksi boikot tersebut tidak akan memengaruhi penanaman modal sampai akhir tahun.

"Sampai 2023 saya pikir tidak ada pengaruh apa-apa. Target Rp 1.400 triliun tetap tercapai," ujar dia.

 

Dalam ALI 2023, Bahlil berjanji kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin, bakal mencapai target realisasi investasi Rp 1.400 triliun hingga akhir 2023 mendatang. Keyakinan itu berdasarkan capaian realisasi investasi sepanjang Januari-September 2023 sebesar Rp 1.053,1 triliun atau sudah mencapai 75,2 persen dari target.

"Saya janji kepada Pak Wapres dan bapak ibu semua, saya berani janji ini karena saya punya tim yang kuat dari DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) kabupaten/kota dan provinsi. Insya Allah Desember 2023 target investasi kita bisa mencapai Rp 1.400 triliun," tutur dia.

Ia mengakui tidak mudah mencapai target tersebut. Itu karena, aliran investasi asing atau Foreign Direct Investment (FDI) dunia paling besar masuk ke benua Amerika baru kemudian ke Asia Tenggara. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler