Petunjuk CCTV Mahasiswi Unair Sebelum Tewas dan Jejak Pembelian Gas Helium di Marketplace

CA mahasiswi Unair ditemukan tewas di mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik.

ANTARA/HO-ADS
parat kepolisian saat mendatangi TKP tewasnya mahasiswa FKH Unair di dalam mobil di halaman apartemen Jalan H. Anwar Hamzah Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (5/11/2023)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia

Baca Juga


Pihak kepolisian dari Polresta Sidoarjo masih menyelidiki kasus kematian CA (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) yang ditemukan tewas dalam mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik. Polisi sudah menyita kamera pengawas (CCTV) dari apartemen tempat CA tinggal. 

Menurut Kapolresta Sidorto Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, rekaman CCTV menjadi salah satu petunjuk untuk mencari tahu penyebab kematian CA. "Jadi di CCTV terlihat bahwa pada pukul 14.40 WIB korban keluar kamar sendiri. Kemudian korban keluar pada pukul 15.10 WIB, juga terlihat korban ini keluar sendiri," kata Kusumo, Selasa (7/11/2023).

Kusumo menegaskan, polisi belum bisa memastikan penyebab kematian CA karena bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan. Namun, kata dia, dugaan-dugaan mengenai kematian korban terus bermunculan.

"Kita masih belum bisa menyimpulkan meskipun dugaan-dugaan itu ada. Kita masih nunggu hasil-hasil lain," ujarnya.

Barang bukti lain yang telah diamankan dalam penyelidikan kasus tersebut adalah tabung gas helium yang ditemukan di dalam mobil korban. Selain itu, ada juga dua pucuk surat wasiat yang diduga berisi pesan terakhir korban.

"Itu juga masih dalam penyelidikan kami. Karena kami juga dari keluarga belum memberi keterangan karena masih berduka," ucap Kusumo.

Terkait barang bukti tabung gas helium, Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo mengungkapkan, pihaknya telah mengetahui asal muasal tabung gas helium yang ditemukan di TKP kematian CA (21). Andaru mengatakan, gas helium tersebut dibeli sendiri oleh korban melalui marketplace.

Gas helium tersebut dibeli korban pada 1 November 2023. Barang yang dibelinya tersebut kemudian diterima pada 3 November 2023.

"Jadi berdasarkan penelusuran kami, gas helium dan gas putih bening dibeli oleh korban sendiri pada 1 November menggunakan akun marketplace yang dimiliki oleh korban sendiri. Kemudian sampai di apartemen pada tanggal 3 November dan diterima oleh korban," kata Andaru, Rabu (8/11/2023).

Andaru melanjutkan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan, korban memesan sendiri gas helium dengan mengirim pesan kepada para penjual secara daring. Lewat pesan yang dikirimnya, korban menanyakan apakah gas helium yang dijual masih ada atau tidak.

"Barang ini (yang ditanyakan korban ke penjual) maksudnya adalah selang plastik dan gas helium tadi," ujar Andaru.

Setelah dipastikan barang yang dicarinya masih tersedia, korban pun mencantumkan identitas berupa nama terang sebagai pemesan yang nantinya akan menerima barang yang dibeli tersebut. Korban juga mencantumkan nomor telepon pribadinya dan alamat pengiriman, sesuai apartemen tempat tinggalnya.

"Korban mencantumkan identitasnya, namanya terang dan nomor teleponnya, serta alamatnya sebagai tujuan pengiriman dari barang tersebut. Akhirnya pada tanggal 3 November barang itu sampai dan diterima oleh korban," ucap Andaru.

Cara Masyarakat Mencegah Aksi Bunuh Diri - (Republika.co.id)

 

 

Seperti diketahui, jenazah korban CA ditemukan dalam mobil Honda Jazz bernopol AG 1484 BY yang terparkir di halaman apartemen Jalan H. Anwar Hamzah Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, pada Ahad (5/11/2023) sekira pukul 05.30 WIB. Di lokasi kejadian, selain menemukan gas helium, polisi juga menemukan dua pucuk surat wasiat berbahasa inggris.

Kasubbid Dokpol Polda Jatim, AKBP Bambang mengungkapkan, pemeriksaan DNA touch terhadap plastik yang membungkus kepala CA saat pertama kali diketemukan sudah dilakukan. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk mencari tahu apakah di sana ada DNA orang lain, atau hanya DNA korban.

"Kita lakukan pemeriksaan DNA touch pada plastik yang membungkus itu. Barangkali ada DNA orang lain atau DNA dia sendiri yang ada di situ," ujarnya kepada Republika, Selasa (7/11/2023).

Selain itu, lanjut Bambang, pihaknya juga melakukan pemeriksan toksikologi terhadap organ dalan korban. Pemeriksaan toksikologi dimaksudkan untuk mencari tahu apakah di tubuh korban terdapat kandungan helium atau tidak. Mengingat saat ditemukan, di samping jenazah korban juga terdapat gas helium.

"Kita melakukan pemeriksaan toksikologi kaitannya sama helium itu ada atau enggak. Kemudian kemungkinan adanya zat-zat toksik yang lain," ujarnya.

Bambang mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium forensik, dan juga hasil lab pemeriksaan DNA touch tersebut. Ia menegaskan, selama hasil uji lab belum keluar, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban.

Kita menunggu dari labfor juga dari lab DNA-nya. Jadi belum bisa dipastikan (penyebab kematian). Intinya kami membantu teman-teman penyidik untuk melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan itu intinya mencari penyebab kematian," ucapnya.



CA yang ditemukan tewas dalam mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik pada Ahad (5/11/2023) lalu, disebut sebagai sosok yang tertutup. Hal itu diungkapkan ayah dari CA, Gunawan Sakari Mulya.

Gunawan menyatakan, selama ini CA tidak pernah bercerita apakah dia memeiliki masalah atau beban hidup. Padahal, Gunawan melanjutkan, hubungannya dengan sang anak sangat dekat.

"Justru itu yang saya merasa kaget dan kehilangan. Dia kan dengan saya sudah dekat. Nggak pernah merasa terbebani hidupnya. Tertutup sekali kok," kata Gunawan kepada awak media, Selasa (7/11/2023).

Gunawan menduga sang anak meninggal karena bunuh diri. Apalagi, saat jenazah CA ditemukan, di TKP juga terdapat dua pucuk surat wasiat dan gas helium.

"Perlu saya jernihkan berita pertama dari pers itu yang mengatakan bahwa anak saya itu meninggalnya dikarenakan pembunuhan. Nggak betul itu. Karena dia meninggalkan dua surat yang isinya itu ya dia setengahnya pamit, mohon maaf, dan tulisan itu sudah kita kroscek memang tulisannya," ujarnya.

Gunawan menduga, sang anak mengambil jalan pintas tersebut karena terlalu lelah dalam menjali aktivitasnya selama ini. Di mana, CA selama ini kerap bolak-balik Surabaya-Kediri. Ditambah lagi, CA kerap membantu sang ibu di tokonya.

"Sebenarnya nggak ada masalah apa-apa. Cuma dia mungkin terlalu capek ya. Kan Surabaya-Kediri, kadang-kadang bantu ibunya di toko, terus kembali dia harus koas di Unair," ujarnya.

Gunawan mengatakan, selama ini CA memang tinggal di salah satu apartemen di Surabaya. Namun, dua pekan lalu, CA hampir satu pekan berada di Kediri, mengisi liburan. CA baru kembali ke Surabaya pada 31 Oktober 2023.

"Dia tidur di apartemen di Surabaya. Terakhir pulang itu pada hari selasa saya lupa tanggalnya. Itu dia terkahir kembali ke Surabaya. Dia kan liburan ke Kediri itu kira-kira seminggu. Libur kampusnya," kata Gunawan.

Mala di Sekolah Kita - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler