Tren Kenaikan Elektabilitas Anies-Muhaimin dan Penyebabnya Menurut Survei
Elektabilitas Anies-Muhaimin disebut lembaga survei mengalami kenaikan signifikan.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Eva Rianti, Febrianto Adi Saputro
Dua lembaga survei yakni Populi Center dan Poltracking Indonesia belakangan merilis hasil survei yang menyatakan, adanya kenaikan elektabilitas dari pasangan calon presiden (capres) Anies Baswedan dan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar. Adapun, Prabowo-Gibran menjadi pasangan dengan elektabilitas tertinggi dan pasangan Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua survei.
Berdasarkan hasil survei yang digelar pada November 2023, teratas adalah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan perolehan sebesar 40,2 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada September 2023, yang saat itu sebesar 30,7 persen. Sedangkan di posisi kedua adalah pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan angka sebesar 30,1 persen.
"Kemudian Ganjar Pranowo-Mahfud MD di September 31,6 persen, kemudian bulan November sekarang 30,1 persen. Ada potensi penurunan," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR dalam rilis daringnya, Jumat (10/11/2023).
Terakhir adalah pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar pada November 2023 sebesar 24,4 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,0 persen, dibandingkan saat September 2023 yang saat itu sebesar 18,4 persen.
"Anies-Muhaimin mengalami kenaikan cukup signifikan, artinya Anies-Muhaimin mengalami kenaikan 6,0 persen," ujar Hanta.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat dua hal yang menandai babak baru proses demokrasi di Indonesia. Pertama adalah geliat pergerakan pasangan calon dan elite dalam komunikasi politiknya jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kedua, ketiga kandidat semakin masif melakukan komunikasi publik untuk meningkatkan elektabilitas," ujar Hanta.
Poltracking Indonesia melakukan survei dengan wawancara tatap muka pada 28 Oktober hingga 3 November 2023. Jumlah responden sebanyak 1.220 orang yang sudah memiliki hak pilih pada Pemilu 2024.
Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error atau toleransi kesalahan sekira 2,9 persen. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Sebelumnya, survei terbaru Populi juga menyebutkan angka elektabilitas pasangan capres-cawapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' mengalami peningkatan tipis. Kenaikan tipis itu di antaranya lantaran meningkatnya dukungan dari pemilih di Pulau Sumatera.
Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati mengatakan, elektabilitas AMIN mengalami sedikit kenaikan dibandingkan survei pada September 2023 lalu. Setidaknya ada tiga alasan yang menyebabkan elektabilitas pasangan tersebut naik tipis.
"Pertama, elektabilitas top of mind Anies Baswedan sebagai capres dan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres sedikit meningkat. Elektabilitas terbuka Anies Baswedan pada beberapa survei sebelumnya rata-rata hanya sebesar 14 persen, namun pada survei kali ini elektabilitas Anies Baswedan sebesar 18,2 persen. Sementara Muhaimin Iskandar juga meningkat dari 4,7 persen pada September menjadi 12,3 persen pada survei kali ini," kata Hartanto saat merilis survei Populi dengan tema 'Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024' di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2023).
Kedua, solidnya dukungan partai pengusung. Pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap Anies Baswedan pada September 2023 sebesar 63,9 persen dan mengalami peningkatan pada survei ini menjadi 72,7 persen. Sementara dukungan pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Anies Baswedan juga semakin kuat dari 19,1 persen menjadi 32,1 persen untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Ketiga, dukungan meningkat dari pemilih Sumatera. Dukungan pemilh dari Sumatra terhadap Anies Baswedan pada bulan September sebesar 28,4 persen, dan pada survei kali ini dukungan terhadap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 36,8 persen," ujar Hartanto.
Meski mengalami peningkatan tipis, secara umum pasangan AMIN masih berada di urutan terendah dibandingkan tingkat elektabilitas dua pasangan rivalnya. Survei Populi menyebut, pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran memperoleh angka elektabilitas 43,1 persen. Disusul pasangan Ganjar-Mahfud 23 persen, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' 22,3 persen.
Survei terbaru Populi Center dilakukan terhadap 1.200 responden secara acak bertingkat dan wawancara tatap muka dengan menggunakan aplikasi Populi Center serta margin of error +-2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menanggapi hasil survei terbaru, Anies Baswedan mengaku justru makin optimistis. Anies juga mengatakan dirinya dan Muhaimin akan terus bekerja untuk terus menjangkau seluruh masyarakat.
"Kami makin hari makin optimistis, karena kita melihat kenyataan di lapangan dengan pertanyaan sederhana. Apakah kebutuhan pokok hari ini harganya terjangkau? Kalau harganya tidak terjangkau apakah mau diteruskan. Kalau tidak maka kita perlu perubahan," kata Anies di Yogyakarta, Jumat (10/11/2023).
Dirinya juga mempertanyakan soal ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini. Jika dirasa tidak luas, maka menurutnya perlu dilakukan perubahan.
"Nah itu semua pesan-pesan yang kami bawa dan kami makin hari makin menemukan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa makin banyak yang menginginkan perubahan," ucapnya.
Terakhir Anies juga mempertanyakan terkait perlu tidaknya menjaga tata kehidupan bernegara serta kehormatan dan kewibawaan negara. Bila iya, maka perlu didorong adanya perubahan.
Berbicara terpisah, Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni menyambut baik kenaikan elektabilitas pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar menurut hasil survei Poltracking Indonesia. Menurutnya, hasil tersebut merupakan bukti kerja dari Koalisi Perubahan dalam beberapa bulan terakhir.
"Kita dalam koalisi AMIN sendiri adalah bekerja semaksimal mungkin untuk melakukan satu kampanye ke depan yang lebih masif dan tentunya survei ini bukan berarti menjadi bagian kemenangan ada di depan mata," ujar Sahroni dalam diskusi daring, Jumat (10/11/2023).
Kendati demikian, ia mengingatkan Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan PKS jemawa dengan peningkatan tersebut. Sebab, hasil sesungguhnya akan terlihat pada 14 Februari 2024.
"Minimal angka yang kiranya naik ini adalah membuahkan hasil dari kerja-kerja yang sudah dilakukan beberapa bulan terakhir," ujar Sahroni.
Di samping itu, ia berharap Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil). Tanpa adanya intervensi kekuasaan untuk memenangkan satu pihak tertentu.
"Inilah yang kita harapkan, Pemilu 2024 mendatang adalah pemilu yang sangat fair. Tidak dalam kondisi melibatkan dalam struktur institusi terkait yang ada di republik ini," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR itu.