Respons Nasdem Soal Tren Elektabilitas Anies-Muhaimin Terus Naik
Nasdem mengaku enggan berpuas diri dengan naiknya elektabilitas Anies-Muhaimin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Poltracking menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar terus naik. Merespons itu, politisi Nasdem Ahmad Sahroni mengaku tidak ingin berpuas diri atas tren kenaikan tersebut.
Ia mengatakan, elektabilitas sebenarnya-benarnya akan bisa terlihat pada Februari 2024 mendatang. Karenanya, Sahroni menekankan, masih ada waktu setidaknya 90 hari ke depan untuk bekerja memenangkan Anies-Muhaimin.
Saat ini, ia menyampaikan, Badan Pekerja Anies Muhaimin (Baja Amin) terus memberikan fokusnya untuk bekerja semaksimal mungkin. Terutama, untuk membesarkan dan meluaskan sosialisasi tentang Anies-Muhaimin.
"Kita dalam koalisi Amin bekerja semaksimal mungkin untuk melakukan satu kampanye ke depan yang lebih masif, jadi survei ini bukan berarti jadi bagian kemenangan ada di depan mata," kata Sahroni, Jumat (10/11).
Meski begitu, ia menegaskan, kenaikan tren elektabilitas Anies-Muhaimin memang perlu disyukuri. Bendahara Umum Partai Nasdem itu menilai, kenaikan ini setidaknya merupakan hasil upaya-upaya mereka beberapa bulan ini.
"Minimal angka yang naik ini gambaran hasil kerja-kerja beberapa bulan terakhir," ujar Sahroni.
Sahroni berharap, Pemilu 2024 nanti bisa berjalan dengan lancar dan aman. Artinya, tidak ada lagi istilah perpecahan, tidak lagi ada cawe-cawe yang mungkin melibatkan institusi yang memang seharusnya netral.
Selain itu, ia berharap, Pemilu 2024 menjadi pemilu yang sangat adil, tidak melibatkan institusi-institusi untuk kepentingan kelompok tertentu. Imbauan turut disampaikan Sahroni untuk politisi-politisi.
Menurut Sahroni, semua harus mempromosikan pemilu yang baik agar dalam prosesnya menjadi pembelajaran bagi republik ini. Sekaligus, agar tidak memberikan imbas buruk kepada pemilu periode-periode selanjutnya.
"Kita tidak mau anak muda nanti cuma dendam sesaat. Jadi, hasil pemilu nanti, siapapun pemenangnya harus kita hormati, tapi dengan cara-cara yang cukup fair," kata Sahroni.