Para Pemimpin Negara Muslim Berkumpul di Riyadh Saat Pasukan Israel Kepung RS di Gaza

Para pemimpin negara Muslim akan membahas situasi darurat di Gaza.

AP Photo/Jacquelyn Martin
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab pada hari Sabtu (11/11/2023). KTT Arab kali ini diadakan guna membahas agresi Israel di Gaza.
Rep: Mabruroh Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab pada hari Sabtu (11/11/2023). KTT Arab kali ini diadakan guna membahas agresi Israel di Gaza.

Baca Juga


Dilansir Arab News, dalam sambutan pembukaannya, Pangeran Mohammed bin Salman mengulangi kecaman Kerajaan Saudi atas pelanggaran pendudukan Israel terhadap hukum humaniter internasional di Gaza.

Saudi menjadi tuan rumah KTT darurat tersebut. KTT darurat ini sebagai tanggapan atas keadaan luar biasa yang terjadi di Jalur Gaza. Para pemimpin dari berbagai belahan dunia mulai tiba di Riyadh untuk mengambil bagian dalam KTT Arab dan KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasma Islam (OKI). 

Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para pemimpin negara Arab termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan Presiden Irak Abdul Latif Rashid tiba di Riyadh sehari sebelum KTT berlansgung. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Dewan Presiden Libya Mohamed Al-Manfi termasuk di antara mereka yang datang. Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Krygystan Sady Japarov termasuk di antara pemimpin Asia yang menghadiri KTT Luar Biasa OKI. 

Arab Saudi secara konsisten menyerukan diakhirinya pertumpahan darah di wilayah pendudukan. Dalam pidato pembukaannya pada hari Jumat di KTT Saudi-Afrika, Pangeran Mohammed bin Salman mengulangi "kecaman Kerajaan atas pelanggaran otoritas pendudukan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional di Gaza."

Kerajaan itu dijadwalkan menjadi tuan rumah dua KTT luar biasa, KTT OKI dan KTT Liga Arab, pada hari Sabtu dan Minggu. KTT bersama akan menggantikan dua pertemuan terpisah mengingat situasi Gaza, kata kementerian Luar Negeri Saudi.

Pertemuan bersama "akan diadakan sebagai tanggapan atas keadaan luar biasa yang terjadi di Jalur Gaza Palestina karena negara-negara merasa perlu untuk menyatukan upaya dan keluar dengan posisi kolektif terpadu," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler