5 Kebiasaan Mengemudi yang Membuat Mobil Anda Cepat Rusak
Pengemudi sering abaikan faktor kendaraan tetap awet
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seperti halnya naik sepeda, mengendarai mobil adalah proses yang sangat bergantung pada kebiasaan dan naluri. Sayangnya, beberapa di antara kebiasaan tersebut bisa menjadi agak mengkhawatirkan, termasuk berimbas pada kondisi kendaraan.
Ada sejumlah kebiasaan yang mungkin tampak tidak berbahaya saat ini, namun jika terus-menerus melakukannya, tanpa disadari, akan menyebabkan kerusakan pada mobil. Berikut lima di antaranya, dikutip dari laman SlashGear, Ahad (12/11/2023).
1. Menginjak rem berlebihan
Tujuan utama menginjak pedal rem tentu saja untuk memperlambat dan menghentikan mobil. Namun, bukan berarti rem harus diaktifkan terus-menerus, apalagi saat mesin sedang dihidupkan. Menginjak pedal rem, meski sedikit, menyebabkan keausan pada bantalan rem dan rotor atau tromol.
Selain itu, pedal rem dan pedal gas tidak seharusnya diaktifkan secara bersamaan. Menekan rem saat rotor berputar penuh akan menyebabkan rem menjadi terlalu panas, yang lama-lama mengurangi daya pengeremannya, juga kemungkinan rem tiba-tiba blong.
2. Kelebihan beban
Jika memiliki mobil besar dengan bagasi yang luas, seseorang mungkin tergoda untuk menjejalkan banyak barang. Bahkan, tidak jarang tumpukan benda didiamkan di sana begitu saja dalam waktu lama seperti baju-baju cadangan, peralatan olahraga, perlengkapan berkemah, dan lainnya.
Padahal, setiap mobil memiliki batasan spesifik mengenai beban tambahan yang bisa diangkut. Membebani mobil terus-menerus dengan melebihi batas itu dapat memengaruhi fungsi mobil, termasuk membuat jarak tempuh bahan bakar berkurang, juga memberikan tekanan ekstra pada ban, suspensi, dan transmisi mobil.
3. Menerobos gundukan polisi tidur
Keberadaan polisi tidur di daerah pemukiman bertujuan untuk mencegah pengemudi melaju kencang di jalan, yang berpotensi membahayakan pejalan kaki. Namun, ada saja sebagian pengemudi yang "menerobos" gundukan polisi tidur dengan kecepatan penuh.
Kebiasaan itu berdampak buruk bagi suspensi mobil, jika dilakukan berulang kali akan memberikan tekanan pada sistem peredam kejut mobil. Dampak buruk lain yakni kerusakan pada sistem kemudi dan pembuangan mobil. Hal sama berlaku di jalan berlubang.
Baca juga: Mengapa Malaikat Jibril Disebut Ruh Kudus dalam Alquran?
4. Membiarkan tangki bensin hampir kosong
Biasakan mengisi bensin secara berkala, jangan menunggu tangkinya hampir kosong sampai ada peringatan. Sistem asupan bahan bakar mobil bergantung pada tingkat bahan bakar tertentu untuk menjaga tekanan.
Ketika hanya sedikit atau hampir tak ada bahan bakar yang tersisa di tangki, sistem itu lebih sulit menyedot bahan bakar. Akibatnya, sistem akan terbebani dan pemompaan menjadi terlalu panas. Selain itu, ada risiko penyumbatan bahan bakar yang disebabkan oleh serpihan logam kecil yang mengendap di bagian bawah tangki.
5. Mengabaikan rem parkir
Ada kesalahpahaman umum bahwa rem parkir atau rem darurat kendaraan hanya perlu diaktifkan saat mobil diparkir di permukaan miring. Padahal, saat parkir di permukaan yang rata, pengemudi tetap disarankan untuk selalu mengaktifkan rem parkir.
Gunanya, meratakan tekanan dan mengunci roda, memastikan mobil tidak melaju tanpa pengawasan. Jika jarang digunakan, rem parkir juga dapat mulai diserang korosi dan terkunci, yang berarti kemungkinan besar akan rusak saat benar-benar dibutuhkan.
Sumber: slashgear