5 Dalil yang Dijadikan Landasan Ulama Mewajibkan Sholat 5 Waktu Berjamaah
Sholat berjamaah mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terkait hukum sholat lima waktu berjamaah, para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama memenyatakan sunnah muakkadah, tetapi sebagian lainnya berpendapat fardhu ain.
Pendapat yang kedua ini merupakan pandangan Imam Ahmad bin Hambal. Atha', Al Auza'i. Abu Tsaur, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan ulama Zhahiriyah
Seperti dikutip dari buku Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat, menurut ulama yang berpendapat wajibnya sholat berjamaah di masjid ditunjukkan oleh banyak sekali dalil-dalil Alquran dan sunnah. Di antara dalil-dalil tersebut adalah:
Pertama, Allah Ta 'ala berfirman:
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orangorang yang rukuk." (QS Al-Baqarah ayat 43). Ibnu Katsir dalam Tafsirnya mengatakan:
“Banyak para ulama berdalil dengan ayat ini untuk menyatakan wajibnya sholat berjamaah.”
Kedua, Allah Ta'ala juga berfirman:
وَاِذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ طَاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوْٓا اَسْلِحَتَهُمْ
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata.” (QS An-Nisa ayat 102).
Apabila Allah SWT mewajibkan untuk menunaikan sholat secara berjamaah dalam keadaan takut (perang), maka lebih utama dan lebih wajib lagi jika untuk dilakukan dalam keadaan aman.
Baca juga: Benarkah Membaca Alquran Secara Rutin Hindarkan Pikun? Ini Kata Ulama
Ketiga, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
لقد هممت أن آمر بالصلاة، فتقام، ثم آمر رجلا فيصلي بالناس، ثم أنطلق معي برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة، فأحرق عليهم بيوتهم بالنار
“Sungguh aku benar-benar berniat untuk memerintahkan orang-orang Shalat di masjid, kemudian memerintahkan seseorang untuk menjadi imam, lalu aku bersama beberapa orang pergi membawa kayu bakar menuju rumah-rumah orang yang tidak menghadiri sholat jamaah lalu aku bakar rumahnya.” (HR Bukhari no 7224, Muslim no 651).
Andaikan di rumah-rumah tidak...
Andaikan di rumah-rumah tidak ada wanita dan anak-anak kecil, beliau sudah melakukan hal tersebut. Sebagaimana dalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Andaikan di rumah-rumah tidak ada wanita dan anak-anak kecil sungguh aku akan dirikan shalat Isya kemudian aku perintahkan para pemuda untuk membakar rumah-rumah dengan api.” (HR Ahmad no 8796, dishahihkan oleh Syu'aib Al Arnauth dalam Takhrij Al Musnad).
Maka tidak mungkin sikap beliau demikian tegas dan kerasnya, andaikan sholat berjamaah di masjid hanya disunnahkan.
Keempat, dari Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من سمعَ النِّداءَ فلم يأتِ فلا صلاةَ لَه إلَّا من عُذرٍ
“Barangsiapa yang mendengar adzan, namun tidak mendatanginva maka tidak ada shalat baginya, kecuali ada udzur.” (HR Abu Daud no 551, Ibnu Majah no 793, disahihkan Ibnu Hajar dalam Bulugh al-Maram (114).
Baca juga: Semangka yang Jadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina Disebutkan dalam Alquran?
Kelima, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata:
أن رجلا أعمى قال يا رسول الله: ليس لي قائد يقودني إلى المسجد، فهل لي من رخصة أن أصلي في بيتي، فقال له ﷺ: هل تسمع النداء بالصلاة؟ قال: نعم، قال: فأجب
“Ada seorang buta menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid, Apakah ada keringanan bagiku untuk sholat di rumah?". Maka Rasulullah pun bertanya kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan sholat (adzan). Laki-laki itu menjawab, “Ya”. Beliau bersabda. “Kalau begitu penuhilah panggilan tersebut (hadiri sholat berjamaah).” (HR Muslim no 653).