Nasi Dingin Lebih Baik Bagi Pengidap Diabetes, Mitos atau Fakta?
Pengidap diabetes konon lebih bagus makan nasi dingin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasi merupakan makanan pokok bagi hampir seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain, nasi diketahui memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi, sehingga kurang baik bila dikonsumsi oleh orang dengan diabetes (diabetisi) dalam jumlah yang banyak.
"Polisakarida dalam nasi akan dipecah menjadi monosakarida atau gula. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi nasi berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah. Namun demikian, bukan berarti diabetisi tidak bisa mengonsumsi nasi sama sekali," ujar dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Bekasi, Melisa Diah Puspitasari, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (14/11/2023).
Seiring berkembangnya teknologi, banyak peralatan rumah tangga yang mengikuti zaman dan berlomba dengan kecanggihan, seperti halnya dengan rice cooker yang diciptakan khusus bagi diabetisi. Rice cooker tersebut dikatakan dapat menurunkan kadar gula dari nasi, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh diabetisi.
Ada kabar yang beredar jika nasi yang dikonsumsi dalam keadaan dingin juga memiliki kadar gula yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi yang dikonsumsi saat masih panas. Apakah hal ini benar?
Melisa menjelaskan, nasi sebagian besar terdiri dari karbohidrat, yang jumlahnya hampir 80 persen dari total berat keringnya. Sebagian besar karbohidrat dalam beras adalah zat pati yang merupakan bentuk karbohidrat kompleks yang paling umum dalam makanan.
Selain itu, nasi juga mengandung nutrisi lain seperti serat, protein, lemak, namun dalam jumlah terbatas. Standarnya, satu porsi penyajian nasi putih bisa mengandung setidaknya 100 gram nasi. Ini membuat setiap penyajian nasi akan mengandung hingga 130 kalori yang dapat dibilang cukup tinggi untuk diabetisi.
"Oleh karena itu, diabetisi disarankan untuk membatasi konsumsi nasi putihnya karena dapat menaikan kadar gula darah," ujar Melisa.
Apakah Benar Nasi Dingin Lebih Baik daripada Nasi Panas?
Melisa menjelaskan nasi yang disajikan saat panas mengandung kadar karbohidrat yang tinggi karena gula yang terkandung di dalamnya mudah untuk terurai dan diserap oleh sistem pencernaan. Alhasil, itu dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan.
"Bukan berarti kadar gula di dalam nasi yang dingin berkurang. Suhu pada nasi tidak berpengaruh pada kadar gula yang ada di dalamnya, namun nasi yang didinginkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi diketahui akan menghasilkan sebuah zat bernama pati resisten."
Zat pati resisten adalah jenis serat yang tidak dicerna oleh tubuh, sehingga tidak diserap oleh tubuh. Zat tersebut dapat juga difermentasi oleh usus besar yang kemudian akan digunakan sebagai makanan bagi bakteri baik di dalam usus.
Proses fermentasi ini dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas insulin dan pengurangan lemak perut yang baik bagi diabetisi. Pati resisten ini biasa ditemukan dalam karbohidrat yang dimasak kemudian didinginkan, salah satunya yaitu nasi dingin.
Bahkan, zat pati resisten ditemukan lebih banyak pada nasi yang dihangatkan kembali setelah sebelumnya didinginkan. Selain itu, nasi dingin yang dihangatkan kembali juga akan mengalami penurunan kandungan nutrisi, termasuk kadar karbohidrat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nasi yang baru dimasak.
Nasi yang baru dimasak dapat diletakkan beberapa saat di suhu ruang lalu dimasukkan ke dalam dalam kulkas. Langkah ini penting untuk menghindari pertumbuhan spora dan kuman pada nasi yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang.
Selain itu, nasi yang disimpan di kulkas juga masih bisa dipanaskan kembali sebelum dikonsumsi. Meski nasi dingin tidak dapat menurunkan kadar gula darah, namun mengonsumsi nasi dingin dapat menghambat lonjakan kenaikan kadar gula darah setelah makan.
Perlu diingat, hal yang penting dalam mengonsumsi makanan bagi pengidap diabetes adalah porsi dari bahan makanan tersebut. Mereka masih dapat mengonsumsi nasi hangat, namun dalam jumlah yang tidak banyak.
Bukan berarti pula diabetisi yang memilih memakan nasi dingin dapat mengonsumsi dalam porsi yang besar atau bahkan dua piring saji. Lalu, haruskah mengonsumsi nasi dingin meski tidak mengidap diabetes?
Bagaimanapun, pilihan dalam penentuan pola makan adalah hak setiap individu. Mengonsumsi nasi hangat maupun dingin sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, sehingga apapun pilihan Anda, silakan disesuaikan dengan kebiasaan dalam mengonsumsi makanan, termasuk dalam makan nasi.