Hamas: Israel Terus Tunda Kesepakatan Pertukaran Sandera

Lebih dari 60 sandera Hamas hilang karena serangan udara Israel di Gaza.

EPAEPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sayap bersenjata kelompok Hamas Brigade Al-Qassam mengatakan pada Senin (13/11/2023), Israel menunda-nunda kemungkinan kesepakatan yang akan membebaskan puluhan sandera Israel. Kelompok itu telah bersedia dengan imbalan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga dibebaskan.

Dalam pesan yang direkam, juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaida mengatakan, mediator Qatar telah memimpin upaya untuk membebaskan 100 perempuan dan anak-anak Israel. Pembebasan ini dengan imbalan pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 perempuan dari penjara-penjara Israel.

Abu Ubaida mengatakan, pihak Israel meminta pembebasan perempuan dan anak-anak yang ditahan di Gaza, tetapi Hamas memberi tahu para mediator bahwa kelompok tersebut dapat menyetujui gencatan senjata lima hari dengan kemungkinan bahwa jumlah tersebut akan meningkat dengan pembebasan menjadi 70 orang.

Tapi, Abu Ubaida mencatat, Israel terus menunda-nunda dan berusaha menghindari konsekuensi apa pun. Israel pun mengabaikan kehidupan para tawanannya di Gaza.

Abu Ubaida mengatakan, salah satu tentara perempuan Israel yang disandera meninggal dalam serangan udara Israel beberapa hari lalu. Kelompoknya kemudian menerbitkan video dia di penhanan.

Hamas sebelumnya mengumumkan, lebih dari 60 sandera hilang karena serangan udara Israel di Gaza. Akhir bulan lalu, dikabarkan sekitar 50 tawanan yang ditahan oleh kelompok tersebut terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.

Abu Ubaida mengatakan dalam akun telegram Hamas bahwa 23 mayat dari 60 tawanan Israel yang hilang terjebak di bawah reruntuhan. "Sepertinya kita tidak akan pernah bisa menjangkau mereka karena agresi brutal penjajah Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza," katanya.

Brigade Al Qassam sebelumnya mengatakan bahwa mereka menahan 200-250 orang, termasuk tentara Israel dan warga sipil.

Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-38, setidaknya 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 28.200 lainnya terluka. Ribuan bangunan termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler